TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pimpinan Uni Eropa Berdebat Pasca Serangan Racun Rusia di Inggris

Semoga ketemu jalan keluar yang terbaik

chinapost.nownews.com

London, IDN Times - Minggu depan bersama Perdana Menteri Inggris Theresa May, Pimpinan Uni Eropa akan menyelenggarakan pertemuan khusus untuk membahas serangan racun saraf yang diduga berasal dari Rusia.

Ketua Pertemuan Donald Tusk, pada Hari Rabu (14/3/2018), menyatakan seluruh Pimpinan Uni Eropa akan menyelenggakan pertemuan tingkat tinggi itu, akibat situasi darurat yang sedang dialami wilayah Eropa. Terutama bidang keamanannya, seperti yang dilansir dari Reuters.

1. Racun saraf dan Uni Eropa yang merasa was-was

Japan Times

Pertemuan khusus dengan agenda permasalahan serangan racun yang terjadi di Salisbury, Inggris, ternyata muncul akibat kekhawatiran Uni Eropa terhadap serangan berikutnya.

Pertemuan yang direncanakan minggu depan bersama Theresa May, memiliki tujuan untuk membentuk pendirian Eropa. Sehingga dapat mengantisipasi serangan racun lainnya oleh negara manapun.

Inggris menuduh Rusia bertanggung jawab atas penyerangan racun tersebut. Meskipun begitu, Uni Eropa tidak akan berpihak seratus persen kepada Inggris yang dapat diketahui masa keanggotaan mereka di Uni Eropa sebentar lagi akan selesai.

Uni Eropa menganggap, bahwa Rusia belum tentu bersalah karena bukti konkret yang menunjukkan semuanya masih belum dapat disimpulkan. Apabila Rusia memang mengakui kesalahannya, Uni Eropa juga tidak akan menghentikan hubungan komunikasi bersama Federasi Rusia.

Uni Eropa sendiri mulai akan bertindak, jika Pimpinan mereka sudah memiliki persetujuan untuk memberikan hukuman terberat berupa sanksi ekonomi kepada Rusia, tidak lebih dari itu.

Pemerintah Rusia yang masih belum mengonfirmasi dan memberi tanggapan spesifik mengenai serangan racun saraf di Salisbury, telah membuat banyak negara di Eropa khawatir. Beberapa negara Eropa pun, sudah mulai melakukan penyelusuran racun kimia di setiap daerah vital untuk mengantisipasi skenario yang tidak diinginkan.

2. Setidaknya tiga orang terinfeksi racun saraf Soviet 'Novichok' dan satu di antaranya adalah mantan mata-mata Rusia

New Atlas

Racun saraf/ agen saraf yang digunakan dalam penyerangan ini, ternyata merupakan hasil perkembangan dan produksi militer Uni Soviet di era perang dingin dengan kode racun 'Novichok'. Racun saraf ini memiliki kemampuan yang sangat mematikan, dan dapat menyebar secara cepat apabila karantina terlambat.

Penyerangan racun saraf ini, menargetkan sebuah keluarga dari Rusia yang sudah pindah lama untuk menetap di Inggris. Sergei Skripal adalah target utama dari penyerangan racun saraf tersebut.

Ia dulunya merupakan seorang mata-mata Rusia yang sekarang sudah pensiun. Hanya hubungan yang kurang baik bersama Kremlin membuat dirinya harus pindah ke Inggris untuk memulai hidup baru.

Saat penyerangan terjadi, tidak hanya Sergei yang menjadi korban infeksi. Tetapi anak perempuannya, dan seorang polisi Inggris harus ikut terjangkit. Sekarang ketiganya masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi masih sangat kritis.

Pemerintah Inggris akhirnya menyimpulkan dan menuduh Rusia menjadi dalang utama, diakibatkan asal racun saraf itu dari Soviet, serta motif di balik penyerangan yang mirip seperti balas dendam pribadi 'Kremlin'.

Verified Writer

Karl Gading S.

History Lovers and International Conflict Observer....

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya