Situasi Kian Memanas, 3 Fakta Terkini Konflik Ethiopia
Puluhan ribu orang harus mengungsi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ethiopia yang menyandang nama sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer terkuat di Benua Afrika ternyata terbukti sangat kewalahan melawan pemberontakan bersenjata Tigray People’s Liberation Front (TPLF). Konflik berawal dari agresi pemerintah Ethiopia terhadap TPLF.
Agresi di bawah pimpinan Perdana Menteri, Abiy Ahmed ini, harus berubah menjadi mimpi buruk saat pasukan Ethiopia terus dipukul mundur. Dikutip dari Reuters, pada Kamis (22/7/2021), pemerintah Ethiopia menyebutkan terdapat sekitar 54 ribu pengungsi di selatan Tigray, imbas dari pertempuran sengit antara militer dan TPLF di sekitar Tigray.
Konflik yang berkepanjangan ini, dikhawatirkan para ahli, akan menjadi awal dari akhir yang menyakitkan untuk Ethiopia apabila tidak cepat diselesaikan.
Berikut adalah fakta-fakta konflik terkini yang sedang terjadi di Ethiopia.
Baca Juga: 9 Fakta Menarik Etiopia, Negara yang Punya Kalender 13 Bulan
1. Milisi dimobilisasi ke Tigray
Pukulan telak yang diberikan pasukan TPLF terhadap pasukan federal Ethiopia sejak beberapa bulan terakhir membuat pemerintah Ethiopia khawatir. Namun, dengan dilaksanakannya pemilu dan Abiy Ahmed kembali terpilih sebagai perdana menteri, legitimasi pemerintah Ethiopia semakin kokoh.
Pemerintah pun mulai mendapat bala bantuan dari kelompok milisi. Ribuan milisi yang berasal dari enam wilayah berbeda di seluruh penjuru Ethiopia, yaitu Oromia, Sidama, Somalia, Southern Nations, Nationalities and Peoples, menjawab panggilan mobilisasi pemerintah Ethiopia.
Daerah-daerah yang sebelumnya tidak terlibat konflik di Tigray itu, mengirimkan para milisi untuk mendukung operasi militer pemerintah melawan pemberontakan TPLF, seperti yang dilansir DW. Mobilisasi langsung dari pemerintah itu diperkuat legitimasi yang dimiliki Abiy Ahmed, sehingga para milisi siap berperang untuk pemerintah Ethiopia.
Meskipun jumlahnya banyak, minimnya pengalaman tempur para milisi menjadi beban tersendiri untuk pemerintah. Ketidakefektifan ini mulai terlihat ketika milisi-milisi yang datang dari wilayah Amhara tidak dapat berkutik menghadapi pasukan TPLF, walau sudah mendapat bantuan militer Ethiopia.
Baca Juga: TPLF Anggap Gencatan Senjata Ethiopia Sebagai 'Lelucon Menyakitkan'
Baca Juga: Abiy Ahmed Akhiri Gencatan Senjata, Ethiopia Memanas