TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Uni Eropa Akan Sita Aset Rusia dan Dijual untuk Pembangunan Ukraina

Ukraina butuh 1,1 triliun dolar AS untuk rekonstruksi

Ilustrasi Bendera Uni Eropa. (unsplash.com/Christian_Lue).

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE) telah mempertimbangkan untuk menggunakan aset-aset Rusia yang telah dibekukan untuk membiayai pembangunan Ukraina.

UE dan Amerika Serikat (AS)  banyak menyita aset-aset Rusia sebagai respons dari sanksi Moskow terhadap Ukraina. 

Baca Juga: Tutup Lapak di Rusia, McDonald's Targetkan Catat US$1,4 Miliar

1. Ukraina butuh 1,1 triliun dolar AS untuk rekonstruksi

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan pada UE bahwa Ukraina setidaknya memerlukan 1,1 triliun dolar AS atau setara Rp.16.156 triliun untuk melakukan rekonstruksi.

UE sadar bahwa mereka harus membiayai bagian terbesar dari rekonstruksi Ukraina selama sepuluh tahun ke depan atau lebih. Oleh karena itu, UE berusaha memperolah dana dari pendanaan UE, kontribusi negara-negara anggota, dan dukungan lembaga keuangan Eropa termasuk Bank Investasi Eropa.

Uni Eropa telah menluncurkan sebuah program yang diberi nama RebuildUkraine sebagai sarana untuk menyalurkan semua dana bantuan. Salah satu sumber pendanaan yang dipertimbangkan adalah aset-aset individu  Rusia yang telah dibekukan, dilansir dari Bloomberg.

Pada April, UE telah menyita sekitar 30 miliar euro aset pribadi yang terkait dengan individu Rusia dan Belarus yang telah terkena sanksi. Selain aset individu, cadangan emas dan valuta asing Rusia yang telah dibekukan juga menjadi sasaran UE, dikutip dari Euractiv.

2. Jerman menyetujui rencana Uni Eropa

Menteri Keuangan Jerman, Christian Lindner, menyatakan bahwa dirinya terbuka ats gagasan UE untuk menyita aset Bank Sentral Rusia dan menggunakannya untuk membangun kembali Ukraina. Lindner menyatakan dukungannya ini saat diwawancarai oleh Koran Handelsblatt. 

Lindner juga mengatakan bahwa gagasan ini sudah mulai didiskusikan di forum UE dan G7. 

"Dalam kasus aset pribadi, kita harus melihat apa yang mungkin secara hukum," tambah Lindner.

"Kita harus menghormati aturan hukum, bahkan jika kita berurusan dengan oligarki Rusia", dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Dituduh Neo-Nazi, Milisi Ukraina di Azovstal Tak Akan Dilepas Rusia

Verified Writer

Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya