TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PM Pakistan Digulingkan imbas Kalah Mosi Tidak Percaya di Parlemen

Imran Khan minta pendukungnya buat aksi unjuk rasa

Imran Khan, mantan Perdana Menteri Pakistan (twitter.com/Prime Minister's Office, Pakistan)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan turun takhta usai kalah dalam pemungutan mosi tidak percaya di parlemen, Sabtu (9/4/2022). Lengsernya Imran Khan didukung oleh 174 dari 342 anggota parlemen Pakistan.

Pengesahan mosi pada hari Sabtu terjadi setelah Mahkamah Agung negara itu memutuskan Perdana Menteri Imran Khan bertindak tidak konstitusional karena sebelumnya menghalangi proses pemungutan suara di parlemen. Imran Khan juga disebut hendak membubarkan parlemen usai kehilangan mayoritas pendukungnya di pemerintahan.

Baca Juga: Putusan MA Pakistan: Pembubaran Parlemen oleh Khan Inkonstitusional

Baca Juga: Partai Koalisi Membelot, Posisi PM Pakistan Semakin Terancam

1. Minta warga pendukung gelar aksi unjuk rasa

PM Imran Khan (Twitter.com/Imran Khan)

Imran Khan sebelumnya telah mencoba untuk menghindari pemungutan suara dengan membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan umum lebih awal. Namun Mahkamah Agung memutuskan untuk tetap melanjutkan pemungutan suara.

Dia juga menuduh oposisi berkolusi dengan Amerika Serikat untuk menggulingkannya. Sebelum pemungutan suara mosi tidak percaya berlangsung, Khan pada Jumat lalu meminta para pendukungnya untuk menggelar aksi unjuk rasa nasional pada hari Minggu.

“Saya tidak akan menerima pemerintah yang diimpor. Saya siap untuk berjuang,” kata Khan dalam pidatonya, dilansir Aljazeera.

2. PM Pakistan pertama lengser karena mosi tidak percaya

Warga tiba dari Afghanistan di pos perlintasan Friendship Gate di kota perbatasan Pakistan-Afghanistan, Chaman, Pakistan, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Saeed Ali Achakzai.

Khan naik ke kursi kekuasaannya pada 2018 saat berusia 69 tahun dengan dukungan militer. Namun belum lama ini, pendukungnya di parlemen mundur karena situasi ekonomi dan politik di negara itu.

“Kepentingan negara harus menjadi prioritas,” kata Ketua Majelis Rendah parlemen Pakistan, Asad Qaisar, usai mengundurkan diri dari posisinya. Asad Qaisar menjadi sekutu Imran Khan di parlemen.

Diketahui, Imran Khan menjadi Perdana Menteri Pakistan pertama dalam sejarah yang digulingkan melalui mosi tidak percaya. Langkah itu merupakan satu-satunya cara konstitusional untuk mencopot kepala pemerintahan di Pakistan.

Namun tidak ada perdana menteri Pakistan yang pernah menyelesaikan masa jabatan selama lima tahun dalam sejarah 75 tahun negara itu.

Beberapa partai oposisi mengatakan Imran Khan telah gagal menghidupkan ekonomi yang terpukul COVID-19 dan juga gagal memenuhi janji untuk membebaskan Pakistan dari korupsi.

“Kami tidak akan membalas dendam. Kami tidak akan memenjarakan orang, tetapi hukum akan berjalan,” kata pemimpin oposisi Pakistan Shehbaz Sharif dalam pidatonya setelah pemungutan suara hari Sabtu.

Baca Juga: India Evaluasi Prosedur Militer usai Insiden Lepas Rudal ke Pakistan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya