Data Sensitif Diakses, Bank Sentral Selandia Baru Kena Serangan Siber
Pernah terjadi serangan siber pada bursa saham Selandia Baru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Wellington, IDN Times — Bank Sentral Selandia Baru, Reserve Bank of New Zealand, pada Minggu (10/1/2021) waktu setempat, dalam rilis resminya mengatakan telah terjadi pembobolan terhadap salah satu sistem datanya, sebuah layanan berbagi pihak ketiga yang menyimpan informasi sensitif.
Meski fungsi inti Bank Sentral tetap berjalan semestinya, belum diketahui kapan pastinya terjadi pembobolan atau indikasi siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut, dilansir dari laman Asociated Press. Bank Sentral menangani masalah ini sebagai hal "prioritas dan penting."
1. Pembobolan telah diatasi namun investigasi masih terus dilakukan
Saat ini, kegiatan penyelidikan masih terus dilakukan. Gubernur Bank Sentral Selandia Baru, Adrian Orr, mengatakan bahwa pembobolan telah berhasil ditangani dan sistem saat ini berjalan offline sampai penyelidikan awal selesai.
"Kami bekerja erat dengan pakar keamanan siber domestik dan internasional serta otoritas terkait dalam investigasi serangan ini," ungkap Adrian Orr. Ia mengatakan sifat dan luasan informasi yang diakses masih ditentukan, namun informasi pribadi maupun komersial yang sensitif kemungkinan diakses oleh peretas.
Bank Sentral memperkirakan kerugian akibat serangan siber untuk industri bank dan asuransi di Selandia Baru sekitar 80-140 juta dolar selandia baru tiap tahunnya atau sekitar Rp800 miliar hingga Rp1,4 triliun.
Baca Juga: Diserang Hiu, Perempuan di Selandia Baru Meninggal
Baca Juga: Diserang Hiu, Perempuan di Selandia Baru Meninggal
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.