TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

12 Petugas Keamanan Somalia Tewas karena Ledakan Bom 

Korban termasuk kepala intelijen

Ilustrasi ledakan (IDN Times/Mardya Shakti)

Mogadishu, IDN Times – Konvoi petugas keamanan intelijen Somalia mengalami serangan dari kelompok milisi al-Shabaab. Serangan tersebut berupa bom pinggir jalan di kota Dhusamareb, jauh sebelah utara ibukota Mogadishu.

Serangan bom pinggir jalan terjadi pada hari Minggu (7/2) dan mengakibatkan belasan petugas intelijen meninggal. Melansir dari kantor berita Reuters, setidaknya ada 12 pasukan yang meninggal dalam ledakan bom pinggir jalan di luar kota Dhusamareb itu.

1. Perselisihan mekanisme pemilu

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Somalia saat ini tengah membicarakan untuk melakukan pemilihan umum secara langsung untuk pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir. Para pemimpin politik melakukan pertemuan di kota Dhusamareb untuk menyelesaikan masalah bagaimana mengadakan pemilihan presiden.

Rencananya, pemilu akan digelar pada 8 Februari namun hal itu tidak bisa dilakukan. Kesepakatan mengenai pemilu tersebut sejauh ini sulit untuk dipahami. Kekacauan politik kemungkinan akan timbul di Somalia, di samping negara harus terus-menerus menghadapi serangan kelompok jihadis al-Shabaab.

Melansir dari laman Al Jazeera, pemerintah Somalia tidak mampu mengendalikan serangan harian sporadis yang dilakukan oleh kelompok jihadis yang memiliki afiliasi dengan al-Qaeda tersebut. Karena itu, ada opsi untuk mengubahnya dari pemilihan langsung dan beralih ke pemungutan suara tidak langsung.

Baca Juga: Bom Mobil Guncang Suriah, 6 Tewas

2. Dua negara bagian menentang penyelenggaraan pemilu

Pertemuan para pemimpin politik Somalia di Dhusamareb. (Twitter.com/Arlaadi News)

Piihan untuk melakukan pemilihan presiden secara tak langsung adalah dengan cara para tetua klan memilih perwakilan legislatornya. Legislator tersebut kemudian yang akan menentukan memberikan suaranya untuk memilih presiden.

Presiden Somalia saat ini adalah Mohamed Abdullahi Mohamed dan masa jabatannya akan segera berakhir. Namun pertemuan yang mencoba untuk menyelesaikan pertikaian rupanya juga gagal. Melansir dari laman Deutsche Welle, dua negara bagian yakni Putland dan Jubbaland menentang penyelenggaraan pemilu.

Osman Dube, staf komisi pemilihan daerah mengatakan “Tidak ada kesepakatan yang dicapai. Pemerintah (telah) menawarkan untuk merundingkan dan menyelesaikan semua masalah yang disengketakan, tetapi beberapa saudara gagal untuk memahami dan menolak untuk menyelesaikan masalah tersebut,” katanya.

Menurutnya, pemerintah telah melakukan tindakan yang fleksibel dan penuh dengan kelembutan dan kompromi agar bisa menyelesaikan sengketa. Namun beberapa pemimpin politik justru mencoba memanfaatkan dengan meminta kesepakatan menguntungkan lebih banyak di satu sisi.

Presiden Mohamed Abdullahi langsung terbang kembali ke Mogadishu pada hari Sabtu (6/2) ketika pertemuan tersebut gagal mencapai kesepatakan yang diinginkan. Dia saat ini sedang berupaya mencalonkan diri lagi untuk mendapatkan masa jabatan yang kedua kalinya.

Baca Juga: Bom Mobil Guncang Suriah, 6 Tewas

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya