137 Orang Tewas saat Serangan Kelompok Bersenjata di Niger
Penduduk sipil menjadi target serangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Niamey, IDN Times - Kelompok bersenjata telah menyerang desa-desa di perbatasan antara Niger dan Mali. Serangan itu dilakukan pada hari Minggu (21/3) dan membuat setidaknya 137 penduduk sipil tewas menjadi korban.
Serangan terbaru terjadi di wilayah yang rawan konflik yang bernama Tahoua di daerah perbatasan Tillaberi. Wilayah itu berbatasan dengan negara Mali dan Burkina Faso. Selama satu dekade, wilayah perbatasan tiga negara telah menjadi titik sentral beroperasinya kelompok sempalan jihadis ISIS dan al-Qaeda.
Niger baru saja mengadakan pemilu dan memiliki seorang pemimpin baru yang bernama Mohamed Bazoum pada 21 Februari lalu. Dia adalah mantan menteri dalam negeri dan memenangkan suksesi dalam dua putaran menggantikan presiden sebelumnya yang bernama Mahamadou Issoufou. Kini dia mewarisi masalah yang belum selesai presiden sebelumnya.
1. Penduduk sipil sebagai sasaran
Niger, Nigeria, Burkina Faso dan Mali adalah empat negara di wilayah Afrika Barat yang memiliki masalah dengan kelompok bersenjata jihadis. Selama hampir satu dekade, kekerasan yang disebabkan oleh kelompok-kelompok pemberontak ekstrimis di empat negara tersebut telah menyebabkan ribuan orang meninggal dan jutaan orang kehilangan rumah.
Di daerah Niger, Burkina Faso dan Mali, kelompok G5 yang juga diikuti oleh Prancis telah mengerahkan ribuan personel militer untuk menghadapi para kelompok ekstrimis.
Serangan pada hari Minggu, melansir dari laman Al Jazeera, awalnya dilaporkan jumlah korban hanya 60 orang. Tapi pada hari Senin (22/3), jumlah korban yang meninggal dan berhasil diketahui sebanyak 137 orang.
Juru bicara pemerintah yang bernama Zakaria Abdourahamane mengatakan "dalam memperlakukan penduduk sipil secara sistematis sebagai sasaran sekarang, para bandit bersenjata ini telah melangkah lebih jauh ke dalam kengerian dan kebrutalan," katanya seperti yang disiarkan di televisi publik di negara tersebut.
Pemerintah Niger yang baru, tambah Abdourahamane, "mengutuk tindakan brutal yang dilakukan oleh kelompok atau individu yang tidak mengenal agama atau hukum."
Baca Juga: Tak Terima Hasil, Mahamane Ousmane Klaim Menang Pilpres Niger
Baca Juga: Puluhan Warga Sipil Tewas dalam Serangan bersenjata di Niger
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.