TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

21 Orang Tewas saat Banjir di Hubei, China

Kerugian material yang diderita lebih dari Rp200 miliar

Masyarakat Palang Merah China turun tangan bekerja dan membantu korban terdampak banjir di Hubei. (Twitter.com/China Xinhua News)

Beijing, IDN Times - Provinsi Hubei, yang terletak di bagian tengah China dan berada sekitar 1.200 kilometer sebelah selatan ibukota Beijing, diterpa hujan lebat dampak cuaca ekstrem yang memicu banjir besar. 

Lima kota di provinsi tersebut telah mengeluarkan peringatan bahaya karena banjir telah membunuh sedikitnya 21 orang. Lima kota tersebut adalah Suizhou, Xiangyang, Xiaogan, Yicheng dan Liulin.

Hujan badai pada Rabu malam (11/8) hingga Kamis (12/8) telah memicu banjir yang berdampak pada puluhan ribu orang. Pada hari Jumat (13/8) kantor berita Xinhua mengatakan Komisi Nasional China untuk Pengurangan Bencana dan Kementerian Manajemen Darurat bersama-sama mengaktifkan tanggap darurat Level IV terhadap banjir. Level I diberikan sebagai tanda paling parah.

1. Cuaca ekstrem memicu bencana alam

Sejak awal bulan Agustus, China dilanda cuaca ekstrem hujan deras yang telah mempengaruhi lebih dari 200.000 penduduk. Cuaca ekstrem tersebut melanda daerah di bagian tengah, timur dan barat daya China. Cuaca ekstrem telah memicu beberapa bencana alam seperti banjir dan hujan es.

Pada hari Kamis (12/8), banjir melanda beberapa kota di provinsi Hubei. Melansir kantor berita Reuters, Kementrian Manajemen Darurat China mengatakan kru penyelamat telah dikirim ke daerah yang terdampak banjir. Di kota Yicheng, wilayah tersebut mengalami rekor curah hujan 400 milimeter pada hari Kamis (12/8).

Selain itu, sebanyak 44 waduk yang ada di Hubei telah melampaui tingkat peringatan banjir pada hari yang sama. Cuaca ekstrem telah merusak lebih dari 3.600 rumah dan 8.110 hektar tanaman.

Sebanyak 21 orang ditemukan tewas akibat banjir. Empat lainnya dilaporkan masih hilang. Tim penyelamat yang diturunkan bekerja untuk mengevakuasi dan mencari penduduk yang terjebak banjir.

Baca Juga: Kebakaran Belum Padam, Kini Turki Dihantam Banjir

Sebagian besar kematian yang dilaporkan berasal dari Liulin, yang menjadi bagian dari kota Shuizou. Kerugian material sementara diperkirakan mencapai 180 juta yuan atau sekitar Rp239,4 miliar.

Hujan deras dan badai yang melanda selama dua hari tersebut telah berdampak pada 286.100 penduduk, dengan hampir 6.000 orang direlokasi. Pemadaman listrik, dan gangguan komunikasi lokal telah membuat orang-orang terjebak di beberapa bagian provinsi.

Melansir Xinhua, pemerintah China telah mengalokasikan 30 juta yuan sekitar Rp66,5 miliar sebagai dukungan upaya penyelamatan darurat dan bantuan bencana. Pihak Kementrian Keuangan juga telah memerintahkan pemerintah provinsi untuk memprioritaskan nyawa penduduk dan keselamatan properti.

Selain itu, pemerintah Hubei juga harus memperkuat pengawasan atas penggunaan dana, mengarahkan dana secara efisien ke bantuan bencana, dan meminimalkan korban dan kerugian harta benda.

2. Kerugian material diperkirakan lebih dari Rp200 miliar

Baca Juga: Lelet Tanggapi COVID-19, China Hukum Puluhan Pejabat

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya