AS: Dua Polisi Tertembak dalam Protes Kematian Breonna Taylor
Amerika tak seadil dan bijaksana seperti dalam film
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
New York, IDN Times – Demonstrasi besar yang memiliki potensi kerusuhan terjadi di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, pada hari Rabu (23/9). Ribuan orang berbaris dan melakukan protes menuntut keadilan atas kematian Breonna Taylor.
Dua petugas kepolisian dilaporkan tertembak dalam demonstrasi tersebut. Namun, tembakan yang mengenai dan membuat petugas terluka, tidak membahayakan nyawa. Melansir dari laman berita CNN, Kepala Polisi Sementara Robert Schroeder: “Seorang tersangka sudah ditahan,” katanya (24/9).
Selain di Louisville, ribuan orang juga turun ke jalan melakukan protes di New York, Boston, Washington, Atlanta, Philadelphia dan Los Angeles. Demonstrasi besar itu terjadi setelah dewan juri memberikan keputusan bahwa dari tiga petugas polisi tersangka pembunuhan Taylor, hanya satu petugas yang dianggap melakukan kesalahan yang bernama Brett Hankinson.
Dakwaan terhadap Hankinson bukan karena membunuh Taylor, tapi karena beberapa tembakannya mengenai tembok tetangga Taylor sehingga dianggap membahayakan. Dua petugas lainnya bebas dari dakwaan.
1. Siapa Breonna Taylor?
Keputusan dewan juri yang hanya mendakwa satu petugas dan dakwaannya “tidak jelas,” akhirnya menyulut amarah masyarakat Louisville. Ribuan orang melakukan protes di Louisville Jefferson Park, tempat yang dijadikan sebagai pusat protes dan tempat tersebut kini dijuluki Injustice Square Park. Mereka menuntut keadilan atas kematian Breonna Taylor.
Korban tembak yang bernama Breonna Taylor adalah seorang perempuan berkulit hitam berusia 26 tahun. Dia bekerja sebagai teknisi medis darurat. Pada 13 Maret 2020, tiga polisi berpakaian preman tanpa mengetuk pintu, masuk ke apartemennya. Mereka memiliki surat penggeledahan atas tuduhan kepemilikan narkoba.
Pacar Taylor yang memiliki senjata api dan izin penggunannya, menyangka tiga polisi itu adalah penjahat lalu mengambil pistol. Sementara tiga polisi tersebut mengaku “membela diri” dan melancarkan tembakan. Enam buah tembakan bersarang ke tubuh Breonna Taylor. Taylor meninggal mengenaskan.
Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Kamu Tahu Kenapa "All Lives Matter" Sangat Sensitif
Keluarga Breonna Taylor akhirnya melakukan gugatan terhadap tiga polisi yang datang ke apartemen Taylor pada tengah malam dan menyebabkan kematian tragis pada Taylor.
Gugatan tersebut berisi hasil eksekusi surat penggeledahan kepemilikan narkoba yang gagal. Karena, ketika tiga polisi tersebut melakukan penggeledahan, tersangka pemilik narkoba sebenarnya berada jauh dari lokasi tersebut dan sudah tertangkap.
Ironisnya lagi, dalam operasi tersebut, Breonna Taylor tak pernah terbukti memiliki narkoba. Tak ada obat-obatan terlarang yang ditemukan di dalam apartemen Breonna Taylor. Taylor juga tak pernah memiliki catatan kriminal “Saya rasa, dia ditakdirkan untuk menjadi orang hebat,” kata Tamika Palmer ibunda Breonne Taylor seperti dikutip dari laman The Cut (23/9).
Ben Crump, pengacara keluarga Taylor menyebut bahwa keputusan terhadap tiga tersangka tersebut “keterlaluan dan menyinggung (perasaan)”. Mengutip dari laman berita CNN, “jika perilaku Hankinson merpakan tindakan yang membahayakan orang-orang di apartemen sebelahnya, maka tindakan itu harus juga dianggap membahayakan Breonna. Seharusnya diputuskan sebagai pembunuhan yang sewenang-wenang,” kata Ben Crum protes atas keputusan yang tidak adil (24/9).
Kematian Breonna Taylor menambah daftar panjang kasus penembakan warga kulit hitam di Amerika. Setelah kasus Floyd yang membuat Amerika Serikat dilanda huru-hara, kini giliran kasus Breonna Taylor yang menarik ribuan orang untuk turun melakukan protes ketidak-adilan hukum dan kekejaman polisi.
Baca Juga: 5 Fakta Penting Mengenai Black Lives Matter Pada Bulan Juli!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.