Benarkah Rusia 'Bujuk' Kota Kherson Lakukan Referendum Palsu?
Rusia menunjuk pejabat pilihannya untuk memerintah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari telah menguasai beberapa kota kecil, salah satunya Kherson. Kota itu terletak di Ukraina selatan dan minggu ini Rusia mengklaim telah menguasai seluruh wilayahnya.
Pemerintah Ukraina khawatir Kherson bakal melakukan referendum palsu yang dirancang oleh Rusia. Kota itu dikhawatirkan akan memerdekakan diri seperti yang dilakukan Donetsk dan Luhansk, dua kota di Donbass yang dikuasai pasukan pemberontak pro-Moskow.
Angkatan bersenjata Rusia yang telah menduduki Kherson juga telah menunjuk pemerintahan baru militer-sipil yang dipimpin mantan agen KGB Alexander Kobets. Kherson juga dikabarkan akan mulai menggunakan mata uang rubel Rusia mulai awal Mei.
Baca Juga: Usai Putus dari Rusia, Polandia-Bulgaria Klaim Pasokan Gas Tetap Aman
Baca Juga: Tukar Guling Tahanan, Marinir AS dan Pilot Rusia Dibebaskan
1. Rusia menunjuk pejabat pilihannya untuk memerintah
Perang Rusia di Ukraina telah memasuki bulan ketiga. Angkatan bersenjata Rusia telah menguasai beberapa kota kecil di selatan Ukraina dan di Donbass. Di selatan, Rusia mengklaim telah menduduki seluruh wilayah Kherson, kota dengan industri pembuatan kapal besar, yang terletak dekat Krimea yang dicaplok Rusia.
Dikutip dari The Moscow Times, Rusia telah menunjuk pemimpin baru untuk Kherson, yakni mantan agen spionase KGB, Alexander Kobets, sebagai wali kota. Ihor Kolykhayev, wali kota sebelumnya yang pro-Ukraina menolak bekerja sama dengan pasukan Rusia.
Demonstrasi penolakan pendudukan Rusia kerap dilakukan warga di Kherson. Tapi pasukan Rusia membubarkan aksi tersebut dengan granat kejut dan gas air mata. Pasukan Rusia melakukan patroli di sepanjang jalan Kherson dan mencoba menampilkan diri sebagai pasukan perdamaian, tidak seperti kehadiran mereka di kota-kota lain Ukraina yang penuh dengan pertempuran.
Seorang guru lokal yang bernama Olga, bulan lalu mengatakan "mereka (Rusia) mencoba memberi kesan bahwa mereka datang dengan damai untuk membebaskan kami dari sesuatu."
Baca Juga: Indonesia Siap Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Ukraina
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.