TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ethiopia Ultimatum Tigrayan untuk Menyerah dalam 72 Jam 

Media internasional diberi peringatan pemerintah Ethiopia

PM Ethiopia kirim militer ke wilayah oposisi. Ilustrasi (unsplash.com/Chuanchai Pundej)

Addis Ababa, IDN Times – Pertikaian antara pemerintah pusat Ethiopia dan pemerintah daerah Tigray yang sebagian besar dihuni oleh etnis Tigrayan, belum ada tanda-tanda akan berhenti dengan cepat. Baku tembak yang telah berlangsung lebih dari dua minggu tersebut, telah menyebabkan sekitar 40.000 warga Ethiopia lari mengungsi ke Sudan.

Pemerintah Ethiopia telah memberikan pengumuman akan melakukan serangan paripurna ke ibukota Mekelle. Beberapa serangan udara telah diluncurkan dan menurut TPLF (Tigrayan People’s Liberation Front) serangan udara itu banyak melukai dan membunuh warga sipil.

Kini, Perdana Menteri Abiy Ahmed memberikan ultimatum kepada TPLF untuk menyerah dalam waktu 72 jam. Abiy Ahmed akan melakukan serangan terakhir yang kemungkinan besar akan melibatkan artileri untuk menghajar ibukota Tigray, Mekelle.

1. Tidak akan ada belas kasihan dalam pertempuran terakhir

PM Ethiopia tekan oposisi dengan membentuk pemerintahan sementara yang akan mengatur ulang pemilu secara legal di Tigrayan. Ilustrasi (instagram.com/pmabiyahmed)

Konflik antara pemerintah pusat Ethiopia dengan pemerintah federal Tigrayan telah hampir mencapai tiga minggu. Akan tetapi, tidak ada tanda-tanda ofensifitas pasukan federal menurun. Justru tekanan terus ditunjukkan lewat komunikasi yang sebagian besar didominasi oleh pihak federal.

Kolonel Dejene Tsegaye, juru bicara militer federal mengatakan kepada Ethiopia Broadcasting Corporation: “fase selanjutnya adalah bagian yang menentukan dari operasi tersebut, yaitu mengepung Mekelle dengan tank” katanya seperti dikutip dari kantor berita Reuters (22/11).

Informasi itu semakin jelas ketika PM Abiy Ahmed menulis pesan lewat sosial media miliknya bahwa “Kami mendesak Anda untuk menyerah secara damai dalam waktu 72 jam, menyadari bahwa Anda di titik yang tidak bisa kembali” tulisnya memberikan ultimatum.

PM Abiy Ahmed juga mengajak semua rakyat Tigrayan untuk kembali kepada pemerintah federal dan membawa para kombatan TPLF yang disebut pengkhianat ke pengadilan. Jika tidak bergabung dengan pemerintah federal, PM Abiy Ahmed menghimbau rakyat untuk menyelamatkan diri sebab kepungan tank dan serangan artileri selanjutnya akan tanpa ada belas kasihan.

Baca Juga: Konflik di Ethiopia Membuat 31.000 Penduduk Mengungsi ke Sudan

2. Pemerintah federal Ethiopia “menyerang” media-media internasional

Pemerintah Ethiopia memberi kesempatan menyerah TPLF selama 72 jam. Ilustrasi (twitter.com/Fiston Felix HABINEZA)

Dalam konflik yang terjadi antara pemerintah federal dengan regional di Ethiopia, tidak ada media internasional yang berani memberikan angka pasti jumlah korban yang meninggal. Ratusan bahkan ribuan orang kemunginan sudah meninggal akibat konflik. Tertutupnya akses jalan dan akses komunikasi, membuat semua informasi sulit untuk diverifikasi. Lebih dari itu, PM Abiy Ahmed sejauh ini tidak menanggapi seruan mediasi baik dari Uni Afrika, maupun PBB.

Di sisi yang lain, pemerintah Ethiopia semakin bertindak keras terhadap lembaga-lembaga kajian atau media internasional. Seorang analis dari International Crisis Group yang bernama William Davison telah dideportasi. Kemungkinan karena menyebarkan informasi yang bertolak belakang dari garis propaganda pemerintah federal.

Melansir dari laman Associated Press, media-media internasional juga tak luput dari “semprotan” pemerintah Ethiopia. Surat peringatan telah dilayangkan kepada koresponden stasiun BBC, Reuters, dan Deutsche Welle yang berada di Ethiopia (22/11). Surat peringatan itu dikirimkan karena kemungkinan menuliskan pemberitaan yang tidak mendukung sudut pandang pemeritah Ethiopia.

Baca Juga: Konflik Ethiopia Meluas, Roket Hantam Negara Tetangga Eritrea 

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya