TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jerman Hadapi Lonjakan Kasus Baru COVID-19, 2 Ribu Lebih Terinfeksi

Komitmen pencegahan harus dilakukan seluruh warga negara 

Kanselir Jerman, Angela Merkel. twitter.com/RegSprecher

Berlin, IDN Times – Lonjakan infeksi kasus baru virus corona terjadi lagi di Jerman. Meski Jerman sudah melakukan banyak cara efektif untuk menanggulangi persebaran virus corona, namun gelombang kedua virus corona di negara-negara tetangga tetap mengamuk dan ikut mempengaruhi Jerman.

Dampak dari pelancong baik itu dari wilayah dalam negeri yang terinfeksi maupun dari negara yang terinfeksi parah, menjadi salah satu fokus penanganan. Para pelancong menjadi salah satu klaster penyebaran virus corona.

1. Rekor baru kasus infeksi virus corona

Kanselir Jerman Angela Merkel. ANTARA FOTO/Peter Kneffel/Pool via Reuters/File Photo

Jerman mengukir “perstasi” pada hari Rabu 7 Oktober 2020. Setelah selama berbulan-bulan infeksi virus corona terus menurun, kini lonjakan terjadi lagi. Melansir dari laman berita Deutsche Welle, Jerman menetapkan puncak infeksi kasus baru pada Rabu dengan jumlah kasus sebanyak 2.828 orang terinfeksi (7/10). Hampir tiga ribu orang per-hari.

Jumlah kasus tersebut adalah jumlah kasus harian baru tertinggi sejak tanggal 18 April 2020. Ketika virus corona dari Wuhan pada akhirnya mencapai Eropa dan menghantam Jerman, ledakan kasus infeksi terjadi dan seakan tak tertahankan. Pada akhir Maret dan awal April, ada 6.000 kasus baru per hari. Akan tetapi dengan penanganan yang sigap dan cepat, jumlah infeksi harian terus menurun.

Melansir dari laman BBC, aturan penguncian wilayah di Jerman mulai dicabut secara bertahap pada bulan Mei 2020 (1/6). Meskipun banyak yang mengkhawatirkan bahwa pencabutan penguncian itu terlalu cepat, faktanya Jerman setelah itu mampu mengendalikan persebaran virus. Tidak seperti di Inggris, Spanyol dan Perancis.

Baca Juga: Sukses Tangani Corona, Paspor Selandia Baru Jadi yang Terkuat di Dunia

2. Masalah para pelancong atau wisatawan

Wisatawan tidak diperbolehkan menginap di hotel jika tak dapat tunjukkan hasil tes COVID-19 negatif. Ilustrasi (unsplash.com/Erik Odiin)

Salah satu klaster yang diwaspadai oleh pemerintah Jerman adalah klaster para pelancong atau wisatawan. Para pelancong atau wisatawan yang datang dari wilayah yang beresiko tinggi adalah hal yang wajib diwaspadai. Mereka bisa saja menjadi penyebab pesebaran infeksi baru virus corona.

Oleh karena itu, otoritas setempat menyepakati bahwa para pelancong dari wilayah yang beresiko tinggi, tidak akan diperbolehkan menginap di hotel-hotel terkecuali sanggup menunjukkan hasil tes negatif. Namun hal itu tentu saja akan berdampak pada perputaran ekonomi.

Otoritas setempat mengumumkan bahwa: “Pemerintah Federal dan Negara Bagian menyerukan semua warga negara untuk menghindari semua perjalanan yang tidak penting ke dalam atau ke luar daerah dimana terdapat 50 infeksi per 100 ribu penduduk selama tujuh hari terakhir,” seperti dikutip dari laman Deutsche Welle, Rabu (7/10).

Baca Juga: Tak Dapat Insentif Corona, Pelaku Bisnis Seks Gugat Pemerintah Jepang

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya