TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Joe Biden Akui Demokrasi Amerika Serikat Rapuh dan Tidak Kebal Ancaman

Serangan Gedung Capitol 6 Januari jadi ancaman demokrasi AS

Joe Biden pidato dalam pembukaan KTT Demokrasi 2021. (Twitter.com/President Biden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyampaikan pidato pembukaan The Summit for Democracy (KTT Demokrasi) pada Kamis, (9/12/2021). AS menjadi tuan rumah acara yang berlangsung selama dua hari tersebut, yang sebagian besar dilakukan secara virtual.

Dalam pidato pembukaan, Biden menyebut demokrasi saat ini sedang dalam tantangan. Dia ingin menunjukkan bahwa demokrasi adalah 'kendaraan' yang lebih baik ketimbang otokrasi.

KTT Demokrasi digelar ketika kualitas demokrasi AS sedang dipertanyakan. Beberapa pengamat melihat acara tersebut dengan canggung. Wakil Presiden AS, Kamala Harris, yang turut berbicara di hari pertama menyampaikan bahwa demokrasi Negeri Paman Sam tidak kebal dari ancaman. 

Baca Juga: China Sebut KTT Demokrasi AS Cara Biden Kumpulkan 'Penjahat'

1. AS kucurkan dana Rp6 triliun untuk penguatan demokrasi

Ada sekitar 111 negara, aktivis demokrasi, sektor swasta, jurnalis, dan tokoh masyarakat sipil yang ikut ambil bagian pada acara tersebut. 

Sebagai tuan rumah, Biden membuka KTT Demokrasi dan menyerukan komitmen nyata untuk melawan otoritarianisme, memerangi korupsi, dan mempromosikan hak asasi manusia (HAM).

Dilansir Associated Press, menurut Biden, saat ini adalah momen kritis untuk melipatgandakan upaya untuk mendukung demokrasi.

"Ini adalah masalah yang mendesak. Data yang kami lihat sebagian besar mengarah ke arah yang salah," kata Biden.

Terkait dukungan konsolidasi demokrasi, Biden berinisiatif untuk mengucurkan dana 424 juta dolar AS atau sekitar Rp6 triliun. Uang itu akan digunakan untuk mendukung media independen, kerja anti-korupsi, dan persoalan lainnya.

2. Upaya memperbarui demokrasi secara terus-menerus

Presiden AS, Joe Biden (Twitter.com/President Biden)

Anjloknya kualitas demokrasi AS tidak lepas dari tindakan mantan Presiden Donald Trump, yang tidak mengakui dan berusaha membatalkan hasil pemilihan umum 2020 silam. Para pendukung Trump pada 6 Januari 2021 menyerang Gedung Capitol untuk mengentikan Kongres AS mengesahkan kemenangan Biden-Harris. 

Hal yang menarik adalah Biden tidak ingin AS tampil sebagai negara paling demokrasi di KTT tersebut. 

"Saya ingin menjadi tuan rumah KTT ini karena, di sini di Amerika Serikat, siapa pun tahu bahwa memperbarui demokrasi kita dan memperkuat lembaga demokrasi kita membutuhkan upaya terus-menerus," kata Biden dikutip dari Politico

Biden juga mengutip laporan Freedom House yang menyebutkan, selama 15 tahun berturut-turut terjadi penurunan kebebasan global. Laporan itu juga menyoroti kemunduran demokrasi AS. 

Biden mengkritik keras para otokrat dan khawatir masyarakat internasional semakin tidak puas dengan demokrasi karena gagal memenuhi kebutuhan hidupnya. 

"Demokrasi tidak terjadi secara kebetulan. Dan kita harus memperbaruinya dengan setiap generasi. Dalam pandangan saya, ini adalah tantangan yang menentukan di zaman kita," tutur Biden, dilansir dari Reuters.

Baca Juga: AS Gelar KTT Demokrasi Dunia, China: Itu Hanya Konferensi Lawak

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya