TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kalang-Kabut, Ini 5 Fakta Mundurnya Pasukan Rusia dari Kherson

Ukraina tidak percaya pengumuman mundurnya pasukan Moskow

ilustrasi pasukan Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan penarikan pasukan dari Kherson pada Rabu (9/11/2022). Pengumuman tersebut merupakan salah satu kemunduran terbesar Rusia selama perang di Ukraina khususnya di front selatan.

Dalam beberapa minggu terakhir, Ukraina telah melakukan serangan balik di Kherson dan menekan garis pertahanan Rusia. Bahkan, Moskow telah memerintahkan rakyat Kherson untuk evakuasi massal, yang disarankan secara langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Berikut ini adalah fakta-fakta mundurnya pasukan Rusia dari wilayah Kherson Ukraina!

Baca Juga: Kewalahan Hadapi Ukraina, Rusia Tarik Mundur Pasukan dari Kherson

1. Kherson adalah wilayah pertama Ukraina yang diduduki Rusia

ilustrasi tank Rusia hancur di Ukraina (Twitter.com/ArmyInform)

Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Seminggu berselang, angkatan bersenjata Moskow berhasil menduduki wilayah Kherson yang berada di Ukraina selatan.

Melansir BBC, itu merupakan kota besar pertama di Ukraina yang jatuh ke tangan Rusia. Sebelum invasi, populasi kota itu sekitar 290 ribu orang. Sekitar 40 persen penduduk kemudian meninggalkan kota tersebut.

Kherson menjadi titik konsentrasi awal pasukan Rusia dalam melakukan invasi. Tujuannya adalah membangun jembatan darat dari Krimea, untuk memperlancar pergerakan pasukan Moskow.

Krimea adalah wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia pada 2014. Kherson berbatasan dengan Krimea, sehingga merebut Kherson dapat memudahkan pasukan Rusia untuk bergerak melakukan penyerangan.

2. Pasukan Rusia mundur dari Kherson

Selama sembilan bulan perang Rusia di Ukraina, Kherson menjadi salah satu dari empat wilayah Ukraina yang dicaplok oleh Rusia. Namun, wilayah itu juga menjadi salah satu titik pertempuran berdarah atas serangan balik pasukan Ukraina.

Usai pasukan Kiev melakukan serangan dan membebaskan seluruh wilayah Kharkiv di front timur, mereka melancarkan serangan balik di front selatan. Ukraina menekan garis pertahanan Rusia di Kherson.

Kini, pasukan Rusia di Kherson semakin merasakan tekanan yang kuat. Pada Rabu, Jenderal Sergey Surovikin mengatakan tidak lagi bisa menjaga pasokan ke kota Kherson.

"Setelah menilai situasi saat ini secara komprehensif, diusulkan untuk mengambil pertahanan di sepanjang tepi kiri (timur) Sungai Dnieper," kata Surovikin dikutip dari Al Jazeera.

"Saya mengerti bahwa ini adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi pada saat yang sama, kami akan mempertahankan hal yang paling penting (yakni) kehidupan prajurit kami dan, secara umum, efektivitas tempur kelompok pasukan, yang sia-sia untuk dipertahankan," tambahnya.

3. Ukraina dituduh mempersiapkan serangan ke waduk Kakhovka

Sergey Surovikin (paling kiri) (Wikipedia.org/Вадим Савицкий)

Pengumuman mundurnya pasukan Rusia dari Kherson oleh Sergey Surovikin itu juga digemakan oleh Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu. Dia menyetujui usulan Surovikin demi melindungi nyawa pasukannya.

MelansirTass, mundur dan menjadikan sungai Dnieper sebagai penghalang dan pertahanan disebut sebagai opsi operasi paling bijaksana. Bahkan, Rusia meperkirakan Ukraina menyiapkan rencana untuk menyerang bendungan Kakhovka.

"Jika Kiev menggunakan debit air yang lebih besar dari waduk atau serangan roket yang lebih kuat ke bendungan Kakhovka, ini akan menciptakan aliran air yang membanjiri wilayah yang luas dan menyebabkan korban sipil (dan) kelompok pasukan kita di tepi kanan Dnieper," kata Surokin. 

"Dalam kondisi ini, adalah bijaksana untuk mengatur pertahanan di sepanjang perbatasan penghalang Sungai Dnieper," sambungnya.

Baca Juga: Mengenang Ghafur Akbar Dharmaputra: Pahlawan Indonesia di Ukraina

4. Kekalahan besar Rusia di front selatan

ilustrasi tentara Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Para analis militer tidak secara jelas memberikan rincian berapa banyak pasukan Rusia yang tersisa di tepi barat sungai Dnieper dan kota Kherson. Mereka juga belum memberikan analisis gamblang betapa rumitnya menarik mundur pasukan Moskow secara penuh.

Namun menurut The Guardian, semua bukti di lapangan menunjukkan kekalahan memalukan bagi Rusia. Pasukan Rusia telah diperintahkan mundur menyeberangi Sungai Dnieper dan menghancurkan jembatan untuk menghambat pasukan Ukraina.

Yevgeny Prigozhin, kepala perusahaan militer Wagner Group, membela keputusan mundurnya pasukan Rusia tersebut.

"Surovikin harus menarik pasukan dan menyelamatkan seribu tentara yang sebenarnya terkepung di wilayah musuh, yang benar-benar terputus dari jalur suplai. Siapa yang memberi instruksi untuk mengambil posisi ini dan mengapa adalah pertanyaan lain," kata Prigozhin.

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya