TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ngeri! Inilah Kisah Pantai di Senegal yang Jadi Kuburan Migran

Ratusan migran tewas dalam perjalanan menuju Canary Spanyol

ilustrasi (Unsplash.com/Lopez Robin)

Jakarta, IDN Times - Senegal yang berada di Afrika Barat, telah menjadi salah satu titik pemberangkatan migran yang ingin hidup di Eropa. Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan, setidaknya 2.300 migran meninggalkan Senegal untuk menyeberang ke Kepulauan Canary Spanyol. Tetapi hanya sekitar 1.100 yang tiba.

Tidak diketahui secara pasti bagaimana nasib ribuan migran lain. Banyak di antara mereka tewas di tengah laut ketika perahu terbalik. Beberapa jenazah ditemukan nelayan dan dikuburkan di pantai.

Berikut ini adalah kisah para migran yang mencoba mencari kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga: Uni Eropa-Tunisia Resmikan Perjanjian Tangkal Migran Ilegal

Baca Juga: 951 Migran Tewas saat Menuju Spanyol Sepanjang Tahun Ini

1. Lonjakan kematian para migran yang menyeberangi lautan

Ilustrasi Kepulauan Canary (Unsplash.com/Bastian Pudill)

Para migran dari Afrika, banyak yang melakukan perjalanan berbahaya demi mimpi dapat hidup lebih baik. Banyak dari mereka mempertaruhkan nyawa menyeberangi lautan menuju tempat yang diinginkan, khususnya ke Kepulauan Canary Spanyol.

Di Senegal utara, ada sebuah pantai yang menjadi saksi perjalanan mematikan para migran tersebut. Di sana, gundukan pasir kecil menutupi jasad migran yang ditemukan pada nelayan.

Dilansir Africa News, pantai di Senegal tersebut telah kerap menjadi tempat pemakaman selama bertahun-tahun. Akan tetapi pada 2023, dalam tujuh bulan terakhir sekitar 300 mayat dikuburkan di tempat itu.

Ini melonjak jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumhya, di mana hanya lebih dari 100 mayat yang dimakamkan.

2. Mayat tak dikenal dikubur usai disetujui jaksa

ilustrasi bendera Senegal (Unsplash.com/Victor Rutka)

Salah satu kisah penemuan para jenazah bersumber dari penduduk dan nelayan di kota kecil Saint-Louis, Senegal. Mereka tahu di mana mayat-mayat para migran dikuburkan di kuburan yang tak bernama.

Dilansir Arab News, banyak jenazah yang terdampar di pantai, ditemukan para nelayan kemudian dikubur pihak berwenang tanpa kejelasan. Kadang tidak ada rincian apakah kematian tersebut didokumentasikan atau sudah diselidiki sebagaimana diwajibkan oleh hukum Senegal.

Pihak berwenang Saint-Louis mengaku jenazah dikubur hanya disetujui jaksa setempat. Biasanya mayat juga telah membusuk.

"Mengapa membawanya ke kamar mayat jika tidak ada yang bisa mengenalinya?" kata Amadou Fall, komandan pemadam kebakaran untuk tiga wilayah Senegal utara.

3. Cerita yang kehilangan anggota keluarga

Hingga Juni, otoritas Senegal menahan setidaknya 725 migran. Para migran lain yang hilang tidak diketahui nasibnnya. Beberapa keluarga mengaku telah kehilangan angggotanya, seperti misalnya Mouhamed Niang.

Dilansir Associated Press, dua keponakan Niang yang berusia 19 dan 24 tahun hilang sebulan lalu. Dia telah mengajukan laporan orang hilang tapi belum dapat pembaharuan lebih lanjut. Dia akan melakukan perjalanan ke Saint-Louis untuk mencari kejelasan.

Senegal telah lama dinilai sebagai negara demokratis yang stabil di Afrika Barat. Tapi tekanan politik di negara itu memicu protes. Banyak orang ingin mencari suaka di Spanyol dan mencari kehidupan yang lebih baik.

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya