TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kolera Muncul di Mariupol, Ribuan Orang Terancam Tewas

Penduduk mengonsumsi air sumur yang tercemar 

Ilustrasi situasi kota Ukraina yang hancur akibat invasi Rusia (Unsplash.com/Алесь Усцінаў)

Jakarta, IDN Times - Wali kota Mariupol, Vadym Boychenko, mengungkapkan bahwa wabah kolera telah terjadi di kota yang diduduki Rusia. Pihaknya khawatir ribuan penduduk Mariupol akan tewas akibat wabah tersebut karena kurangnya penanganan.

Kolera adalah wabah yang biasanya bermula karena makanan dan minuman terkontaminasi yang terkait dengan sanitasi buruk. Mayat dan sampah yang tidak terkumpul di Mariupol menjadikan kota itu semakin tidak sehat.

Ukraina menuduh pasukan Rusia telah menghancurkan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan fasilitas air bersih. Oleh karena itu, sekitar 100 ribu penduduk Mariupol saat ini terancam terserang penyakit.

Baca Juga: Usai Kuasai Mariupol, Rusia Cekoki Warga Lokal dengan Mobil Propaganda

Baca Juga: Ukraina Temukan 200 Mayat di Reruntuhan Kota Mariupol

1. Kerusakan infrastruktur sanitasi membuat air bercampur limbah

Kota Mariupol yang menjadi simbol tangguh perlawanan Ukraina dari invasi Rusia, pada akhirnya jatuh. Kota itu dikuasai Rusia setelah dikepung dan dibombardir selama beberapa minggu.

Sekitar 100 ribu penduduk yang bertahan di kota yang hancur tersebut, terancam terjangkit penyakit kolera dan penyakit lainnya. Dilansir BBC, awal pekan ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjelaskan air telah bercampur dengan limbah di Mariupol sehingga meningkatkan risiko munculnya wabah kolera.

Palang Merah Internasional juga telah memperingatkan bahwa penghancuran infrastruktur sanitasi saat perang, telah jadi dasar penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air.

Baca Juga: Rusia Gencatan Senjata di Mariupol, Berhasilkah Koridor Kemanusiaan?

2. Wabah disentri dan kolera mulai muncul

Usai digempur habis-habisan, Mariupol benar-benar menjadi reruntuhan. Banyak mayat yang membusuk di jalanan akibat pertempuran dan sampah tidak terkumpul karena tidak ada yang mengelola.

Kini nasib sekitar 100 ribu penduduk yang bertahan di kota tersebut terancam oleh berbagai penyakit. Wali kota Mariupol, Vadym Boychenko, dikutip dari Reuters, mengatakan bahwa wabah disentri dan kolera telah mulai ditemukan di Mariupol.

"Ada wabah disentri dan kolera ... Perang yang memakan (nyawa) 20.000 penduduk ... sayangnya, dengan wabah infeksi ini, akan merenggut ribuan (nyawa) Mariupolit lagi," kata Boychenko.

Dia meminta PBB dan Palang Merah Internasional untuk membantu membuka koridor kemanusiaan, guna evakuasi bagi warga yang tersisa meninggalkan kota tersebut agar terhindar dari wabah.

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya