Kunjungi Kiev, WHO Kumpulkan Bukti Dugaan Kejahatan Perang oleh Rusia
WHO serukan untuk berhenti menyerang fasilitas medis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - World Health Organization (WHO) sedang mengumpulkan data dugaan kejahatan perang yang dilakukan dalam perang di Ukraina. Dalam kunjungan mendadak petinggi WHO ke Kiev, mereka menyebutkan bahwa semua pihak yang bertikai harus bertanggung jawab dalam serangan ke fasilitas medis.
Invasi Rusia sejak 24 Februari ke Ukraina terus berlangsung sampai saat ini. Pemerintah Kiev menuduh pasukan Rusia telah melancarkan serangan sekitar 400 fasilitas medis. Tapi, PBB menyebutkan sekitar 200 kasus yang telah diverifikasi.
Ukraina dan negara-negara Barat menuduh Rusia menargetkan warga sipil dan fasilitas kesehatan. Namun Rusia berulangkali membantah tuduhan tersebut dan menegaskan mereka tidak menargetkan warga sipil.
Ribuan warga Ukraina telah tewas dalam invasi Rusia yang telah memasuki bulan ketiga. Lebih dari 5 juta warga Ukraina mengungsi ke luar negeri.
Baca Juga: Kebakaran Hebat di Rusia Tewaskan 10 Orang dan Hanguskan 350 Rumah
1. WHO kumpulkan bukti dugaan kejahatan perang Rusia di Ukraina
Invasi Rusia ke Ukraina telah menghancurkan banyak bangunan. Menurut Ukraina, serangan Rusia juga menghancurkan fasilitas publik seperti bangunan kesehatan. WHO mengatakan telah mendokumentasikan 200 serangan terhadap rumah sakit dan klinik di Ukraina.
Pendokumentasian itu merupakan upaya WHO dalam mengumpulkan bukti kemungkinan penyelidikan kejahatan perang di Ukraina.
Dikutip dari Al Jazeera, Direktur Darurat WHO Mike Ryan melakukan kunjungan ke Kiev pada Sabtu (7/5/2022).
Dalam konferensi persnya, Ryan mengatakan, "serangan yang disengaja terhadap fasilitas perawatan kesehatan adalah pelanggaran hukum humaniter internasional dan dengan demikian, berdasarkan penyelidikan dan atribusi serangan tersebut, merupakan kejahatan perang dalam situasi apa pun."
Ryan menegaskan bahwa organisasinya akan terus mendokumentasikan serangan-serangan ke fasilitas kesehatan. Dia juga percaya bahwa sistem PBB dan Pengadilan Kriminal Internasional akan melakukan penyelidikan yang diperlukan untuk menilai niat kriminal serangan tersebut.
Baca Juga: Rusia Sebut Hitler Keturunan Yahudi, PM Israel: Putin Sudah Minta Maaf
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.