TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

NASA Sepakat Beli Sampel Bulan dari Empat Perusahaan Swasta 

Ada perusahaan yang menawarkan harga cuma satu dolar 

NASA akan beli material bulan seharga 25.001 dolar AS. Ilustrasi (instagram.com/spacelover.official)

Washington D.C., IDN Times – Pada awal September 2020, Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, menantang para perusahaan swasta. NASA mengajukan proposal yang berisi keinginannya membeli material dari bulan untuk keperluan penelitian. Material bulan tersebut akan dihargai antara 15.000 hingga 25.000 dolar AS.

Angka tersebut mungkin adalah kecil jika dibandingkan dengan biaya peluncuran pesawat luar angkasa yang bisanya membutuhkan jutaan dolar. Namun, ikhtiar tersebut telah membuka kesempatan untuk menciptakan “Pasar Bulan” dan memberikan stimulan bagi perusahaan-perusahaan swasta untuk ikut andil dalam eksplorasi ruang angkasa.

Namun rupanya tawaran NASA tersebut berhasil. Ada banyak perusahaan swasta yang akhirnya melakukan kesepakatan dengan NASA. Rencananya, NASA akan membayar 25.001 dolar untuk sampel yang didapat. Perusahaan yang menjalin kesepakatan tersebut berasal dari Amerika Serikat, Luksemburg dan Jepang.

1. Keterlibatan swasta dalam penjelajahan ruang angkasa

Empat kru astronot yang terbang dengan SpaceX. (instagram.com/SpaceX)

Sejauh ini, program penjelajahan ruang angkasa didominasi oleh negara. Negara-negara yang memiliki sumber daya mumpuni, baik dari sumber daya manusia maupun keuangan, seakan membuat monopoli pencapaian-pencapaian luar biasa untuk teknologi ruang angkasa. Namun kini, keterlibatan perusahaan swasta mulai menampakkan hasil.

NASA telah meminta kerja sama dengan tiga perusahaan swasta untuk mengembangkan pendarat manusia yang dapat membawa astronot ke bulan. Tiga perusahaan tersebut adalah SpaceX, Blue Origin dan Dyenetics. Khusus SpaceX, melansir dari laman The Guardian telah berhasil menjadi “taksi” yang mengantarkan empat astronot NASA ke stasiun luar angkasa internasional pada pertengahan bulan November 2020 (16/11).

Ambisi NASA untuk mengirimkan astronotnya kembali ke bulan akan dilaksanakan pada tahun 2024 dengan proyek Artemisnya. Karena itu, NASA memacu perusahaan-perusahaan swasta untuk ikut membantu ambisi tersebut. Tawaran bahwa mereka akan membeli sampel bulan adalah salah satu ikhtiar, guna penelitian lebih jauh apakah material bulan dapat digunakan untuk menciptakan bangunan atau bahkan bahan bakar jika benar-benar manusia nantinya menciptakan koloni di sana.

Baca Juga: 5 Fakta SLS, Roket Terkuat NASA untuk Misi-misi Deep Space 

2. Empat perusahaan swasta bergabung dalam tawaran NASA

Empat start up ispace menjalin kesepakatan dengan NASA. Ilustrasi (unsplash.com/Brian McGowan)

Tawaran kerjasama dan pembelian material bulan oleh NASA itu rupanya disambut oleh perusahaan-perusahaan swasta. Tawaran itu disambut oleh dua perusahaan swasta AS, satu perusahaan Luksemburg dan satu perusahaan swasta Jepang. Total empat perusahaan swasta telah membuat kesepakatan dan NASA akan membeli sampel material bulan 25.001 dolar Amerika Serikat.

Melansir dari laman Space, empat perusahaan yang akan berpartisipasi tersebut adalah Masten Space Systems of Mojave, California, ispace Europe of Luxembourg, ispace Japan of Tokyo. dan Lunar Outpost yang berbasis di Colorado (4/12). Kesepakatanya, Masten akan menerima 15.000 dolar, Europe akan menerima 5.000 dolar, ispace Japan mendapat 5.000 dolar dan Lunar akan menerima satu dolar AS. Mengapa harga yang dibayarkan oleh NASA terlihat murah?

Pembayaran NASA terlihat murah, bahkan ada yang satu dolar AS, karena hanya membayar perusahaan untuk mengumpulkan secara material dan memberitahu dimana NASA dapat menemukannya di permukaan bulan. NASA tidak membayar untuk mengembangkan pesawat ruang angkasa dan peluncurannya ke bulan.

3. Puluhan perusahaan swasta ikut andil dalam tawaran NASA

Robot penjelajah milik Lunar Outpost yang masih dalam pengembangan. (instagram.com/thelunaroutpost)

Pengumuman dan tantangan NASA kepada perusahaan-perusahaan swasta pada September 2020 itu rupanya mendapatkan respon positif. Ada puluhan perusahaan swasta, startup, yang mengajukan proposal kerja samanya dengan NASA.

Total yang mengajukan proposal ada 22 perusahaan. NASA kemudian memeriksa proposal, layak atau tidak perusahaan tersebut dilibatkan dalam proyeknya. Dari 22 perusahaan yang mendaftar, menurut Space News, 14 perusahaan ditolak karena beberapa persoalan seperti masalah teknis atau biaya yang melebihi batas (3/12).

Proposal perusahaan yang tidak ditolak kemudian disaring lagi menurut paling rendah biaya yang diajukan. Perusahaan yang mengajukan harga paling rendah adalah Lunar Outpost. CEO Lunar Outpost, Justin Cyrus mengatakan “(pengajuan) harga satu dolar dimaksudkan untuk menunjukkan kontrak ini sebagai kontribusi Lunar Outpost untuk bidang sumber daya ruang angkasa yang memungkinkan pembentukan kerangka hukum dan prosedural” katanya menjelaskan.

Baca Juga: NASA Ingin Beli Debu dan Batu Bulan dari Perusahaan Swasta

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya