TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peretas Tiongkok Targetkan Aktivis Uighur di Luar Negeri

Peretas bagikan malware lewat pranala di Facebook

Ilustrasi Facebook. (Pexels.com/Pixabay)

Washington DC, IDN Times - Uighur adalah salah satu isu yang saat ini membuat Tiongkok mendapatkan tekanan dari komunitas internasional. Tiongkok dianggap telah melakukan serangkaian tindakan kejahatan HAM, dari mulai rudapaksa terhadap perempuan Uighur, sterilisasi perempuan Uighur hingga kerja paksa, dan penyiksaan di kamp konsentrasi.

Tiongkok membantah dan mengelak dari tuduhan. Menurut Tiongkok, kamp yang dibangun adalah sekolah kejuruan untuk meningkatkan ketrampilan penduduk minoritas tersebut dan berfungsi untuk memberantas kemiskinan. Selain itu, kamp tersebut dinyatakan sebagai sekolah untuk memberantas gerakan ekstrimisme.

Meski begitu, kini beredar kabar bahwa para hacker atau peretas dari Tiongkok menargetkan para aktivis dan pegiat Uighur di luar negeri untuk mencari informasi. Para hacker menggunakan platform media sosial Facebook untuk menyebarkan pranala atau tautan yang berisi malware agar bisa melakukan spionase.

1. Kelompok peretas bernama Earth Empusa

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Tiongkok telah melakukan penahanan sekitar satu juta penduduk Muslim Uighur dan minoritas lainnya di kamp-kamp Xinjiang, barat laut Tiongkok. Pemerintah Barat, baik Eropa maupun Amerika Serikat berusaha meminta pertanggungjawaban atas peristiwa tersebut.

Namun, Tiongkok selalu membantahnya. Mereka mengatakan tidak melakukan kejahatan HAM. Meski begitu, kini beredar kabar bahwa ada kelompok peretas Tiongkok yang menyaru sebagai pegiat Uighur dan berusaha untuk memata-matai aktivis komunitas Uighur tersebut yang berada di luar negeri.

Melansir dari kantor berita Reuters, kabar para peretas Tiongkok itu disampaikan oleh perusahaan Facebook pada hari Rabu (24/3). Menurut perusahaan media sosial itu, para peretas membuat akun fiktif dengan identitas seperti jurnalis, mahasiswa atau aktivis dan berusaha membangun kepercayaan di kelompok aktivis Uighur luar negeri.

Facebook menyebutkan bahwa kelompok peretas itu bernama Earth Empusa. Para peretas menargetkan aktivis, jurnalis, dan pembangkang yang sebagian besar adalah orang Uighur. Mereka yang jadi target sebagian besar tinggal di luar negeri termasuk Turki, Kazakhstan, Amerika Serikat, Suriah, Australia dan Kanada.

Baca Juga: Menlu Tiongkok Bicara Tentang Uighur, Hong Kong dan Taiwan

2. Peretas membagikan malware lewat tautan di dalam platform Facebook

Ilustrasi hacker. (pexels.com/Sora Shimazaki)

Cara kerja kelompok peretas Earth Empusa menurut Facebook adalah dengan membuat akun fiktif. Dengan akun tersebut, mereka menyebarkan pranala yang berisi malware dan jika target mengklik pranala tersebut, malware bisa aktif.

Melansir dari laman CNN, para peretas dalam beberapa kasus, menyusupi atau meniru situs web berita yang populer di kalangan Uighur. Mereka kemudian secara diam-diam dan rahasia memasang perangkat lunak mata-mata.
 
Facebook menyatakan bahwa "kelompok ini menggunakan akun palsu di Facebook untuk membuat persona fiktif yang menyamar sebagai jurnalis, pelajar, pembela hak asasi manusia atau anggota komunitas Uighur untuk membangun kepercayaan dengan orang yang mereka targetkan dan mengelabui mereka agar mengklik tautan berbahaya."

Aksi spionase itu tidak terjadi di dalam sistem Facebook melainkan diluar platform. Mereka hanya menggunakan Facebook sebagai pintu awal untuk menyebarkan pranala atau tautan berbahaya kepada para target.

Dalam penyelidikannya, Facebook menemukan situs web yang dibuat oleh grup tersebut untuk meniru toko aplikasi Android pihak ketiga dengan aplikasi bertema Uighur, seperti aplikasi doa dan aplikasi kamus. Di dalam aplikasi tersebut berisi malware siberspionase.

Pihak Facebook tidak secara langsung menuduh bahwa pemerintah Beijing ada dibalik kelompok peretas itu. Facebook hanya memberikan keterangan bahwa para peretas "memiliki ciri khas operasi dengan sumber daya yang baik dan gigih."

Baca Juga: Pengungsi Uighur dan Suriah Tinggal Bersama di Turki 

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya