TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Petani India Protes ke Ibukota dengan Ribuan Traktor

Protes akan dilakukan saat Hari Raya Republik 

Protes petani India menentang undang-undang reformasi pertanian pemerintahan PM Modi. (twitter.com/Satnam)

New Delhi, IDN Times – Protes petani India terhadap tiga undang-undang reformasi pertanian yang dibuat oleh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi masih terus berlanjut. Para petani masih menuntut untuk mencabut undang-undang tersebut selamanya sedangkan pihak pemerintah pusat tidak mau menurutinya.

Perkembangan terbaru dalam protes kali ini adalah bahwa para petani akhirnya akan menepati janji sebelumnya, yakni melakukan demonstrasi ke ibukota pada 26 Januari, ketika India melaksanakan perayaan Hari Republik. Mereka akan menempuh rute sejauh sekitar 100 kilometer dengan traktor. Protes ini dijanjikan akan berlangsung secara damai.

Baca Juga: Diprotes Petani, Pemerintah India Tawarkan Pembatalan UU Baru

1. Penundaan penerapan undang-undang

Rombongan traktor petani India yang akan melakukan protes. (Twitter.com/Satvinder Singh)

Pada hari Jum’at (22/1), perwakilan serikat petani kembali melakukan pertemuan dengan perwakilan pemerintah pusat. Pertemuan itu adalah yang kesebelas kalinya. Menteri Pertanian India, Narendra Singh Tomar, memberikan usulan baru kepada petani bahwa pemerintah siap untuk menunda implementasi undang-undang selama setidaknya 18 bulan.

Penundaan itu dilakukan untuk mempersiapkan semua petani menghadapi reformasi pertanian yang ada di dalam undang-undang tersebut. Namun pihak serikat petani masih teguh dengan tuntutan awal yakni pencabutan undang-undang reformasi pertanian seutuhnya.

“Pemerintah selalu menjaga kesiapan untuk mempertimbangkan alternatif pencabutan. Usulan kami adalah untuk kepentingan petani dan negara,” kata Tomar seperti dikutip dari India Today. Menteri Pertanian tersebut juga menuduh elemen eksternal telah mencoba membuat kondisi panas sehingga membuat petani untuk terus melanjutkan agitasinya.

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan seerikat petani merasa terhina. Mereka harus menunggu kedatangan Menteri Pertanian selama tiga setengah jam. Ketika Menteri datang, menteri menawarkan usulan yang sudah sejak awal tidak akan disepakati petani karena petani hanya ingin pencabutan total undang-undang reformasi pertanian.

2. Kepolisian New Delhi izinkan petani protes dengan traktor

Petani India yang memprotes undang-undang reformasi pertanian telah mendirikan tenda dan menginap di pinggiran ibukota New Delhi selama sekitar dua bulan. Mereka menekan pemerintah untuk mencabut total undang-undang pertanian. Namun pemerintah masih tidak mau mengabulkan tuntutan tersebut.

Sesuai janjinya, jika pertemuan terus mengalami jalan buntu, petani akan melanjutkan protes memasuki ibukota New Delhi. Polisi di New Delhi pada akhirnya mengizinkan rencana protes tersebut meskipun sebenarnya mereka keberatan. Peserta protes kalompok petani itu diizinkan melakukan protesnya setelah parade militer dilakukan.

Keputusan kepolisian New Delhi berpijak pada putusan Mahkamah Agung. Pemerintah telah mengajukan petisi ke Mahkamah Agung untuk melarang demonstrasi petani sebelumnya. Namun petisi tersebut ditolak. Karena itulah, polisi tidak bisa berbuat banyak karena Mahkamah Agung secara langsung mengizinkan protes.

Melansir dari kantor berita Reuters, Dependra Pathak, seorang petugas senior kepolisian New Delhi mengatakan bahwa rencananya petani akan membawa sedikitnya 12.000 traktor memasuki ibukota. “Ini akan menjadi tugas yang sangat menantang tetapi kami memutuskannya sehingga ada solusi yang damai dan disiplin” kata Pathak menjelaskan.

Baca Juga: Petani India Lanjut Protes, Mahkamah Agung Tangguhkan UU Pertanian

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya