Prancis Akhiri Misi Militer Tumpas Al-Qaeda Selama 9 Tahun di Mali
Prancis masih menempatkan pasukan di Afrika Barat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kontingen terakhir tentara Prancis yang berada di Mali telah meninggalkan negara itu pada Senin (15/8/2022). Mereka menyeberang lewat jalur darat ke Niger dari pangkalan militer Gao di Mali utara.
Mali, yang terletak di Afrika Barat, adalah negara bekas jajahan Prancis. Saat Mali diguncang oleh serangan militan jaringan al-Qaeda pada 2013, Bamako meminta bantuan Paris. Sejak itu, pasukan Prancis aktif di negara tersebut sampai mereka mengakhiri misinya pada bulan ini.
Baca Juga: Mali Lanjutkan Rotasi Pasukan Perdamaian PBB, Tapi Ada Syaratnya!
1. Sembilan tahun misi di Mali
Kelompok militan jaringan al-Qaeda pada akhirnya tidak hanya menyerang Mali tapi juga negara-negara Afrika Barat. Prancis meluncurkan Operasi Barkhane untuk memerangi kelompok tersebut sejak 2014.
Tapi dalam dua tahun terakhir, Mali diguncang kudeta yang kini membuat junta militer berkuasa. Hubungan mereka dengan Prancis juga memburuk yang akhirnya membuat Presiden Emmanuel Macron berjanji akan menarik pasukannya secara bertahap dalam waktu enam bulan dan mengakhiri misi militernya.
Melansir Associated Press, kontingen terakhir tentara Prancis meninggalkan Mali pada Senin sore. Mereka memiliki sekitar 2.400 tentara dan kini hampir seluruhnya telah meninggalkan negara tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Prancis mengatakan bahwa tantangan logistik utama telah dipenuhi dengan cara tertib dan aman dalam koordinasi dengan semua mitra. Semua pasukannya telah direorganisir.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.