TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Tak Izinkan Suriah Jadi Arena Konflik Iran-Israel

Pengamat: Israel kemungkinan akan tetap lancarkan serangan 

Menlu Rusia, Sergey Lavrov. (Instagram.com/ritorika.xeber)

Moskow, IDN Times – Dalam beberapa tahun terakhir, Israel kerap melancarkan serangan udara ke Suriah. Alasan serangan udara tersebut untuk mengusir pejuang milisi Syiah yang dituduh mendapatkan dukungan penuh dari Iran.

Dalam catatan yang ada, serangan telah dilakukan sejak tahun 2013 hingga saat ini di tahun 2021. Serangan terbaru Israel, dilancarkan ke kota Hama, di Suriah bagian tengah, menargetkan pos militer milik pejuang milisi Hizbullah. Empat warga sipil dilaporkan meninggal, dua diantaranya adalah anak-anak.

Semakin meningkatnya serangan udara Israel ke Suriah, Rusia yang sejak tahun 2015 telah berada di Suriah untuk mendukung Bashar al-Assad, akhirnya angkat bicara. Saat itu, Assad secara resmi meminta bantuan militer ke Rusia untuk melawan para pemberontak yang telah merongrong kekuasaannya.

1. Meningkatnya serangan udara Israel ke Suriah

Israel kembali lancarkan serangan misil lewat jet tempurnya ke Suriah. Ilustrasi (unsplash.com/Bing Hui Yau)

Lembaga hak asasi manusia Suriah atau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) yang berbasis di London, Inggris melaporkan bahwa pada tahun 2020, Israel telah melancarkan sebanyak 39 kali. Total ada 135 target. Sebagian besar serangan itu tidak diakui Israel dan Tel Aviv hanya mengatakan 50 target. Itupun tidak disertai dengan rincian laporan serangan.

Sejak 2017 hingga 2018, serangan udara Israel ke Suriah jumlahnya bervariasi. Namun serangan pada bulan April 2018, ada 11 kali serangan udara dan menyebabkan kerusakan fatal. Di tahun 2019, dari Januari hingga November, Israel masih terus melakukan serangan udara secara berkala. Pada 19 November 2019, SOHR melaporkan serangan di dekat bandara Damaskus menewaskan 23 orang, 16 diantaranya kemungkinan adalah militer Iran.

Pada tahun 2021 ini, Israel telah melakukan serangan sebanyak tiga kali. Pertama pada 6 Januari di Suriah Selatan, lalu pada 13 Januari di Suriah timur (57 korban tewas). Serangan pada 13 Januari disebut-sebut sebagai salah satu serangan udara mematikan Israel selama tahun 2018 hingga kini.

Terbaru, Israel melancarkan serangan udara pada dini hari pada Jum’at (22/1) ke kota Hama di Suriah tengah. Serangan itu menargetkan lima pos militer pejuang milisi yang didukung Iran. Serangan menyebabkan tiga rumah rusak dan empat warga sipil meninggal dunia. Dua diantaranya anak-anak.

Baca Juga: Bunuh 8 Orang, Prajurit Rusia Dijatuhi Hukuman 24 Tahun Penjara

2. Rusia buka suara terkait serangan udara Israel ke Suriah

Menlu Rusia tak izinkan Suriah jadi arena konflik Iran-Israel. Ilustrasi (instagram.com/ritorika.xeber)

Ketika pemimpin Suriah berusaha digulingkan dari kekuasaan oleh pasukan pemberontak pada 2011, Iran langsung menawarkan diri membantu Assad. Iran telah memiliki hubungan baik dengan Suriah sejak lama. Bantuan militer khususnya, telah membantu Assad tetap menguasai sebagian besar wilayah Suriah.

Israel yang telah lama bentrok dengan Iran, tidak sepakat akan kehadiran negara itu di Suriah. Israel sejak awal curiga bahwa Iran tidak hanya akan membantu Suriah, tetapi juga akan menjadikan negara tersebut sebagai pangkalan militer yang mengancam Israel.

Karena itu, beberapa kelompok milisi pejuang yang dituduh telah didukung oleh Iran, terus menjadi target serangan Israel. Namun sejauh ini, intervensi Israel di Suriah hanya sebatas serangan udara dan tidak melibatkan serangan darat. Meskipun begitu, serangan-serangan tersebut sering mengganggu aktivitas milisi pejuang dukungan Iran.

Rusia yang telah membantu Suriah sejak tahun 2015, kini akhirnya mulai angkat bicara tentang serangan-serangan udara yang dilakukan Israel tersebut. Melansir dari laman Midle East Monitor, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menolak Suriah dijadikan sebagai arena konfrontasi Israel dan Iran.

Pada hari Senin (18/1), Lavrov mengatakan “Rekan-rekan Israel kami yang terkasih, jika Anda memiliki fakta bahwa negara Anda menghadapi ancaman dari wilayah Suriah, segera laporkan fakta-fakta itu dan kami akan mengambil setiap langkah untuk menetralkan ancaman tersebut”.

Baca Juga: Rusia Keluar Dari Perjanjian Open Skies karena AS-NATO

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya