TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Tuduh AS-NATO Terlibat Langsung Konflik di Ukraina

Rusia benarkan penyerangan infrastruktur energi di Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (Twitter.com/МИД России)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh Amerika Serikat (AS) dan NATO terlibat langsung dalam konflik Ukraina. Dua pihak tersebut dituduh telah memasok senjata dan melatih tentara Ukraina.

Tuduhan Lavrov itu disampaikan dalam konferensi pers lebih dari dua jam yang disiarkan televisi pada Kamis (1/12/2022).

Lavrov juga mengatakan bahwa serentetan rudal Moskow yang diluncurkan ke wilayah Kiev, bertujuan melumpuhkan infrastruktur energi. Karena, infrastruktur itu disebut terus memungkinkan AS-NATO memompa senjata mematikan ke Ukraina.

Baca Juga: Di Tengah Perang Ukraina, 20 Ribu Ton Pupuk Rusia Meluncur ke Afrika

Baca Juga: Jerman dan Norwegia Minta NATO Amankan Infrastruktur Migas Bawah Laut

1. Membenarkan penargetan infrastruktur energi

Setelah pasukan Rusia mengalami kekalahan di beberapa front pertempuran di Ukraina, mereka meluncurkan strategi baru. Tentara Rusia menghujani Ukraina dengan rudal balistik dan drone bunuh diri yang menyasar fasilitas energi.

"Kami menonaktifkan fasilitas energi (di Ukraina) yang memungkinkan Anda (Barat) memompa Ukraina dengan senjata mematikan untuk membunuh (tentara) Rusia," kata Lavrov dikutip Tass.

"Jadi jangan katakan bahwa Amerika Serikat dan NATO tidak terlibat dalam perang ini. Anda terlibat langsung tidak hanya dengan memasok senjata, tetapi juga dengan melatih personel militer," tambah Lavrov memberikan penjelasan.

Diplomat top Rusia tersebut juga menuduh Barat mengirim sejumlah besar tentara bayaran dan intelijen ke Ukraina, untuk membantu pasukan Kiev menentukan target militer milik Rusia.

Baca Juga: Jadi Tentara Bayaran Rusia, Mahasiswa Zambia Tewas di Ukraina

2. Perundingan damai Rusia-Ukraina

Sergey Lavrov (Twitter.com/MFA Russia)

Dalam kesempatan konferensi pers tersebut, Menteri Luar Negeri Rusia juga mengatakan dengan tegas bahwa Moskow memiliki sikap terbuka untuk melakukan pembicaraan perdamaian. Hal itu sebagai langkah nyata untuk mengakhiri konflik.

"Kami tidak pernah meminta pembicaraan tetapi selalu mengatakan bahwa kami siap mendengarkan mereka yang tertarik dengan penyelesaian (konflik) yang dirundingkan," kata Lavrov dikutip Associated Press.

Moskow telah mendesak Kiev untuk mengakui Krimea yang dicaplok pada 2014 serta sebagian wilayah Ukraina lain yang diperoleh sejak invasi 24 Februari. Namun Ukraina bersikeras akan terus berjuang untuk membebaskan wilayah tersebut dari pendudukan Rusia.

Tentang kemungkinan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden, Lavrov menyebut bahwa Kremlin tidak menghindari kontak. Namun sejauh ini belum ada ide ya serius tentang itu.

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya