Jadi Tentara Bayaran Rusia, Mahasiswa Zambia Tewas di Ukraina

Ada dugaan pelanggaran HAM oleh Rusia

Jakarta, IDN Times - Lemekhane Nyirenda, seorang mahasiswa yang berasal dari Zambia, tewas di garis depan pertempuran di Ukraina pada 22 September. Dia masih berusia 23 tahun.

Kabar tentang kematian itu membuat pemerintah Zambia menuntut kejelasan informasi dari pihak Rusia. Itu karena Nyirenda merupakan mahasiswa yang disponsori pemerintah.

Baru-baru ini, Yevgeny Prigozhin selaku kepala Wagner Group, organisasi swasta yang mempekerjakan tentara bayaran dari Rusia, mengatakan bahwa meninggalnya Nyirenda dianggap sebagai pahlawan.

1. Meninggal pada bulan September

Jadi Tentara Bayaran Rusia, Mahasiswa Zambia Tewas di Ukrainailustrasi salah satu sudut kota di Ukraina yang hancur oleh serangan Rusia (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Perang Rusia di Ukraina telah melibatkan banyak orang dari berbagai negara. Ini khususnya para sukarelawan dan juga para tentara bayaran yang ikut turun ke medan tempur di garis depan peperangan.

Salah satu tentara bayaran yang ikut berperang di pihak Rusia adalah mahasiswa dari Zambia bernama Lemekhane Nyirenda. Kabar kematiannya telah mengejutkan keluarga dan banyak warga Zambia.

Melansir Associated Press, Kedutaan Besar Zambia di Moskow menetapkan kematian warganya itu pada 22 September. Jenazahnya diangkut ke kota perbatasan Rostov yang akhirnya dipulangkan ke Zambia.

Kematian Nyirenda telah menimbulkan ketegangan diplomatik antara Zambia dan Rusia. Pemerintah Zambia menuntut kejelasan informasi tentang mengapa mahasiswa yang disponsori pemerintah itu tewas di garis depan pertempuran di Ukraina.

Baca Juga: Pamer Kemesraan, Pesawat Bom Rusia-China Patroli Bareng di Pasifik

2. Ada dugaan pelanggaran HAM oleh Rusia

Lemekhane Nyirenda belajar teknik nuklir di Moscow Engineering Physics Institute. Di Rusia, dia disebut mendapat hukuman penjara selama sembilan tahun pada 2020 karena tuduhan kepemilikan narkoba.

Melansir VOA News, Nyirenda memiliki saudara kembar bernama Tivo. Kakak perempuannya menjelaskan bahwa Nyirenda memiliki mimpi besar untuk membangun Zambia, tapi masa depannya pupus ketika kabar kematiannya datang.

"Dia adalah adik laki-laki kami, mereka telah merampas masa depannya yang cerah. Mengapa? Mengapa? Ini sangat menyakitkan, kami membutuhkan jawaban dari Rusia," kata salah satu anggota keluarga Nyirenda.

Boniface Cheembe, pembela hak asasi manusia dari Pusat Penyelesaian Sengketa Afrika Selatan, menilai ada hak asasi manusia Lemekhane Nyirenda yang dilanggar pihak Rusia. Dia menilai, ini menyangkut persoalan persetujuan individu.

3. Kepala Wagner Group mengklaim Nyirenda setuju jadi tentara bayaran

Rusia diketahui mengalami kekurangan pasukan untuk dikirim perang ke Ukraina. Organisasi tentara bayaran swasta Wagner Group turut menyuplai pasukan untuk perang Moskow.

Salah satu cara perekrutan adalah mencari narapidana yang mau berperang di pihak Rusia dengan imbalan gaji dan kebebasan. Nyirenda diduga ikut direkrut dalam program tersebut.

Melansir The Moscow Times, Prigozhin mengklaim Nyirenda setuju menjadi tentara bayaran sebagai langkah ucapan terima kasih karena Rusia membantu orang Afrika memperoleh kemerdekaan.

"PMC Wagner menyelamatkan ribuan orang Afrika, dan jika saya berperang dengan Anda, ini mungkin yang paling tidak dapat saya bayar untuk utang kami. Dan jika saya tetap hidup, saya akan belajar bagaimana berjuang untuk negara saya," kata Prigozhin, mengutip ucapan Nyirenda.

Baca Juga: Di Tengah Perang Ukraina, 20 Ribu Ton Pupuk Rusia Meluncur ke Afrika

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya