TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Setelah Merajuk, Kini Amerika Serikat dan Prancis Siap Merujuk

Kamala Harris berkunjung ke Paris untuk lakukan pembicaraan

Emmanuel Macron menyambut kunjungan Kamala Haris di Paris. (Twitter.com/Vice President Kamala Harris)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, mengunjungi Prancis dan diterima langsung oleh Presiden Emmanuel Macron. Mereka bertemu dan berdiskusi pada Rabu (10/11/2021), tentang bagaimana memperbaiki hubungan yang retak beberapa waktu lalu.

Hubungan AS-Prancis limbung ke titik terendah tahun ini. Australia membatalkan kesepakatan pengadaan kapal selam dengan Prancis dan menoleh ke AS demi kapal selam versi tenaga nuklir.

Paris akhirnya kehilangan kesempatan untuk mendapatkan 31 miliar euro atau sekitar Rp510,7 triliun. Selain itu, batalnya kesepakatan tersebut juga membuat landasan koalisi kekuatan Indo-Pasifik jadi berantakan.

Baca Juga: Prancis akan Bangun Reaktor Nuklir Baru

1. Tindak lanjut untuk memperbaiki hubungan yang retak

Pada September, Macron selama berhari-hari marah karena Australia membatalkan kesepakatan pengadaan kapal selam dengan Prancis secara tiba-tiba. Australia lebih memilih menjalin kerja sama dengan AS dan Inggris untuk mendapat kapal selam tenaga nuklir.

Akibat tindakan itu, Prancis menarik duta besarnya di Washington dan Canberra. Prancis bahkan menganggap keputusan pembatalan kesepakatan kapal selam ibarat 'ditikam dari belakang.'

Tapi kini, hubungan yang berantakan itu kembali diupayakan untuk direkatkan. Washington berusaha menyelesaikan masalah dengan membuka diri untuk berdiskusi dan berbicara tentang pentingnya kerja sama demi menghadapi tantangan bersama, khususnya keamanan di Indo-Pasifik.

Pada akhir Oktober, Macron dan Presiden AS Joe Biden berbicara di Roma demi meningkatkan kembali hubungan diplomatik kedua negara. Kini, Harris bertamu ke Paris untuk menindak lanjuti pembicaraan tersebut.

"Saya harus mengatakan, kami mengadakan pertemuan yang bermanfaat di Roma beberapa hari yang lalu dengan Presiden Biden, yang membuka jalan untuk beberapa minggu, bulan, dan, saya harus mengatakan, (beberapa) tahun mendatang," kata Harris, dilansir France24.

Macron juga memberikan komentar dalam bahasa Inggris setelah menjamu Harris di Istana Elysee. Dia mengatakan, "kami berbagi pandangan bahwa kami berada di awal era baru. Kerja sama kami sangat penting untuk era ini," ujarnya.

2. AS akan memperluas kerja sama dengan Prancis

Berpalingnya Australia dari Prancis, untuk memilih AS dan Inggris kemudian membentuk AUKUS, menciptakan ketegangan di antara sekutu lama Barat tersebut.

China, yang dianggap sebagai tantangan utama stabilitas keamanan di Indo-Pasifik, menyebut kehadiran AUKUS hanya akan memicu perlombaan pengembangan senjata nuklir di kawasan. 

Namun, dari keretakan antar negara Barat tersebut, Washington segera melakukan manuver diplomatik. Dilansir CNN, kunjungan Harris selama empat hari di Paris adalah upaya AS untuk memperbaiki hubungan dengan Prancis. 

"Ketika AS dan Prancis telah bekerja sama dalam tantangan dan peluang, kami selalu menemukan kesuksesan besar," kata Harris. 

Pertemuan itu juga membahas rencana AS untuk bekerja sama dengan Prancis dalam berbagai bidang, termasuk penelitian ilmiah, ruang angkasa, dunia masa depan, dan perubahan iklim. 

Baca Juga: AS-Inggris-Australia Bersatu Bentuk Pakta Aukus Untuk Hadapai China

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya