Prancis akan Bangun Reaktor Nuklir Baru

Ada enam reaktor yang akan dibangun

Jakarta, IDN Times - Dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Prancis Emanuel Macron pada hari Selasa (9/11) mengatakan bahwa negaranya akan membangun reaktor nuklir baru. Keputusan itu dilakukan demi kemandirian energi Prancis.

Selain itu, pilihan untuk membangun rekator nukllir sebagai sumber energi juga dikarenakan untuk menekan jumlah emisi karbon. Energi nuklir mampu memberi pasokan besar terhadap kebutuhan listrik dan menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah dari pada energi batu bara, gas atau energi fosil lainnya.

1. Untuk kemandirian energi dan menjamin pasokan listrik

"Untuk menjamin kemandirian energi Prancis, untuk menjamin pasokan listrik negara kami, dan untuk mencapai tujuan kami–terutama netralitas karbon pada tahun 2050–kami akan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade menghidupkan kembali pembangunan reaktor nuklir di negara kami, dan terus mengembangkan energi terbarukan."

Kalimat itu dinyatakan oleh Presiden Emmanuel Macron dalam pidatonya yang disiarkan oleh televisi di Prancis. Namun menurut Associated Press, Macron tidak menjelaskan rincian mengenai rencana itu.

Eropa, termasuk di antaranya Prancis, sedang dilanda lonjakan energi baru-baru ini. Mereka memiliki ketergantungan tinggi terhadap pasokan energi dari luar seperti gas dan minyak global, termasuk dari Timur Tengah dan Rusia.

Pembangunan reaktor nuklir baru yang akan dilakukan Prancis dilandasi oleh alasan untuk menjaga harga tetap "masuk akal" di dalam negeri.

2. Enam reaktor nuklir baru yang akan dibangun

Baca Juga: Karim Benzema Bikin Timnas Prancis Tidak Seimbang

Prancis adalah salah satu negara Eropa yang paling aktif dalam menyediakan pasokan energi listrik bagi masyarakatnya yang bersumber dari energi nuklir. Menurut Statista, pada tahun 2020 pasokan energi tenaga nuklir mengambil porsi 70,6 persen dari total kebutuhan energi.

Saat ini, negara tersebut masih dalam penyelesaian satu reaktor nuklir di Normandia. Menyusul krisis energi di Eropa baru-baru ini yang memicu melonjaknya harga, itu membuat negara yang memiliki menara Eiffel tersebut, mempercepat program tambahan pembangunan nuklirnya.

Menurut Reuters, perusahaan energi Prancis EDF, telah mengajukan studi kelayakan pembangunan enam reaktor nuklir baru. Pembangunan akan dilakukan dalam beberapa minggu mendatang.

Saat ini Prancis mengoperasikan lebih dari 50 reaktor nuklir. Namun rata-rata usia reaktor tersebut telah menua, yakni sekitar 35 tahun.

Dilansir World Nuclear News, bulan Oktober lalu, Macron berpidato akan menciptakan kembali tenaga nuklir dan menempatkannya sebagai posisi pertama atau prioritas. Itu karena tenaga nuklir "adalah kunci mutlak karena kita tahu bahwa kita akan terus membutuhkan teknologi ini."

Energi nuklir menghasilkan lebih sedikit emisi karbon tapi membutuhkan biaya yang sangat mahal dalam pembangunannya.

Meski begitu, energi tersebut dapat memberi pasokan energi listrik yang melimpah. Karena sebagai negara pelopor energi nuklir di Eropa, harga energi listrik di Prancis jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Jerman, bahkan terendah di Eropa.

3. Persaingan dengan China

Prancis akan Bangun Reaktor Nuklir BaruEmmanuel Macron (Twitter.com/Emmanuel Macron)

Saat ini, ada pergeseran secara bertahap dalam pembangunan reaktor nuklir. Banyak negara maju, misalnya seperti AS dan China, membangun reaktornya dengan teknologi reaktor terbaru yang lebih kecil.

Begitu juga dengan Prancis, mereka juga membangun reaktornya lebih kecil dengan teknologi reaktor generasi ketiga yang disebut sebagai EPR.

Meski menghasilkan listrik yang lebih sedikit, tapi biaya pembangunannya lebih murah. Pembangunan reaktor nuklir besar membutuhkan biaya miliaran dolar dan seringkali kesulitan untuk mendapatkan investor.

Pembangunan reaktor baru Prancis, menurut France24 adalah sebagai bentuk solusi atas kenaikan harga energi yang tidak masuk akal di Eropa, tetapi juga tetap memperhatikan perkembangan dan ambisi China.

Dan pembangunan reaktor kecil merupakan poros strategis yang memungkinkan Prancis menghadapi persaingan dari negara-negara seperti China, yang memiliki ambisi yang semakin besar dalam hal tenaga nuklir.

Tidak seperti Prancis, di China atau Rusia, investasi pembangunan nuklir untuk menyediakan pasokan energi didukung penuh oleh negara. Negara-negara liberal-demokrat seperti Prancis atau AS tidak memiliki cara tersebut sehingga mereka cenderung bergantung pada investor swasta.

Kenyataannya, sulit untuk menemukan investor sebab keuntungan yang di dapat butuh waktu lama yakni lebih dari 10 tahun. Maka pembangunan reaktor yang lebih kecil jadi solusi.

Baca Juga: Prancis: Australia Bohong soal Pembelian Kapal Selam Nuklir dari AS

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya