Tuduh Rwanda Danai Pemberontak, Burundi Tutup Perbatasan
Warga Rwanda mulai dideportasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Burundi Martin Niteretse mengatakan bahwa negaranya menangguhkan hubungan diplomatik dengan Rwanda. Dia juga mengatakan menutup perbatasan dan akan mendeportasi warga Rwanda dalam pengumuman yang disampaikan pada Kamis (11/1/2024).
Langkah Burundi itu dilakukan setelah bulan lalu, Presiden Burundi Evariste Ndayishimiye menuduh Rwanda mendukung pemberontak Red Tabara. Kelompok tersebut dianggap Gitega sebagai kelompok teror.
Baca Juga: PBB: Ketegangan RD Kongo-Rwanda Kian Mengkhawatirkan
1. Penutupan perbatasan sampai Rwanda sadar
Burundi dan Rwanda sebenarnya memiliki bahasa, komposisi etnis, dan sejarah kolonial yang serupa. Namun Burundi menuduh Rwanda telah mendanai pemberontak yang beraksi di negaranya.
"(Presiden Rwanda) Paul Kagame adalah tetangga yang buruk. Kami telah menangguhkan semua hubungan dengannya sampai dia sadar. Dia menyembunyikan penjahat yang mengganggu stabilitas Burundi" kata Niteretse dikutip dari BBC.
Penutupan perbatasan yang dilakukan oleh Burundi, belum diketahui apakah termasuk perbatasan darat dan laut. Presiden Rwanda Paul Kagame membantah tuduhan dan tidak tahu mengapa dicap oleh Gitega sebagai tetangga yang buruk.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.