Tuntut PM Mundur, Demonstran Bentrok dengan Polisi Thailand
Bentrokan ke-5 dalam satu minggu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bangkok, IDN Times - Dalam sepekan terakhir, beberapa kelompok pro-demokrasi Thailand yang sebagian besar dipimpin oleh anak-anak muda melakukan demonstrasi di Thailand, tepatnya di ibukota Bangkok. Mereka menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mundur dari jabatannya.
Para demonstran hampir selalu terlibat bentrok. Mereka melemparkan batu, petasan atau proyektil lain ke arah pasukan keamanan. Sedangkan pasukan sendiri menembaki demonstran dengan peluru karet, meriam air dan gas air mata.
PM Prayuth Chan-ocha dinilai oleh demonstran pro-demokrasi telah gagal dalam menangani wabah virus Corona di negeri itu. Demonstrasi menggunakan parade kendaraan juga dilakukan dengan membunyikan klakson terus-terusan dengan tujuan menuntut PM mundur dari jabatannya.
1. Bentrokan terjadi di dekat kediaman PM Prayuth Chan-ocha
Demonstrasi di ibukota Bangkok, Thailand dalam sepekan terakhir adalah gejolak lama yang membara kembali. Tahun lalu, para demonstran pro-demokrasi yang anti-pemerintah telah melakukan serangkaian protes demi perubahan konstitusi dan menuntut pengunduran diri PM Prayuth Chan-ocha.
Tapi setelah tindakan keras pemerintah, perpecahan kelompok dan lonjakan infeksi virus Corona, protes tersebut padam beberapa saat. Kini di tahun 2021, protes kembali membara ketika ribuan pemuda Thailand kembali turun ke jalanan, memprotes penanganan wabah oleh pemerintah yang dianggap gagal.
Melansir laman VOA News, ratusan demonstran anti-pemerintah berbaris di dekat pangkalan militer yang berdekatan dengan tempat kediaman PM Prayuth. Mereka terlibat bentrokan dengan pasukan polisi anti huru-hara.
Bentrokan terjadi tepatnya di Din Daeng, sebuah kota di timur ibukota Bangkok yang jaraknya sekitar 6 kilometer. Demonstran melempari pasukan keamanan dengan batu, kembang api, dan petasan kecil yang disebut bom ping-pong.
Pasukan keamanan juga membalas demonstran dengan tembakan peluru karet, gas air mata dan meriam air untuk mengendalikan kerumunan dan mencegah mereka mendekati kediaman PM Prayuth.
Baca Juga: Tuntut PM Thailand Mundur, Demonstran Bentrok dengan Polisi
Demonstrasi pada hari Minggu (15/8) adalah protes kesekian kalinya dalam sepekan. Tapi pada hari tersebut, menurut kantor berita Reuters, itu adalah bentrokan ke-5 antara demonstran dan pasukan keamanan pemerintah Thailand.
Gerakan protes anti-pemerintah ini mendapatkan kembali momentum ketika kampanye vaksinasi Thailand tetap rendah sedangkan tingkat infeksi virus corona terus melonjak. Para peserta protes menilai PM Prayuth gagal menangani wabah COVID-19 dan memintanya untuk mengundurkan diri.
Demonstrasi turut diikuti oleh kelompok politik lain, seperti mantan sekutu PM Prayuth yang kini menjadi oposisi. Banyak yang menyalahkan pemerintah karena keliru menangani krisis virus COVID-19 di negara tersebut.
Editor’s picks
Dalam penilaian Sunai Phasuk, seorang peneliti di Human Rights Watch, demonstrasi saat ini juga diikuti oleh orang-orang kurang mampu, kaum miskin kota yang paling terpukul oleh pandemi. Mereka melihat penderitaan mereka disebabkan otoriterianisme, kronisme, korupsi dan inefisiensi pemerintahan PM Prayuth.
Baca Juga: Thailand: Turis Swiss jadi Korban Pembunuhan di Phuket
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.