TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Turki Beli Banyak Rudal S-400 Rusia, Erdogan: AS Gak Bisa Intervensi!

Keretakan hubungan Turki-AS terancam semakin lebar

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Twitter.com/Recep Tayyip Erdogan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berencana untuk membeli lebih banyak sistem rudal S-400 yang dikembangkan oleh Rusia. Hal itu ia nyatakan ketika wawancara dengan Margaret Brennan, koresponden luar negeri dari CBS News pekan ini.

Sebagai anggota NATO, langkah Erdogan itu berarti menentang Amerika Serikat (AS). Turki dan AS telah terlibat ketegangan dalam beberapa tahun terakhir. AS bahkan menjatuhkan sanksi kepada beberapa pejabat Turki, karena kesepakatan pembelian rudal S-400 dengan Rusia.

 

Baca Juga: Putin Hubungi Erdogan Bahas Soal Afghanistan, Ini Hasilnya

1. Turki tidak ingin ada intervensi dalam upaya pembelian alutsista

ANTARA FOTO/Oksuz/Presidential Press Office/Handout via REUTERS

Sistem rudal S-400 adalah salah satu alutsista Rusia yang canggih. Rudal tersebut dapat digunakan secara dinamis dan diangkut menggunakan kendaraan. Dia juga berfungsi sebagai sistem rudal anti-jet tempur.

Pemerintahan AS di era Presiden Doland Trump menyatakan, sistem S-400 itu berbahaya jika diaktifkan di negara yang sama memiliki jet tempur F-35. Pada era Presiden Joe Biden saat ini, dia juga menyatakan serupa hal serupa.

Meski begitu, Erdogan tetap akan membeli lebih banyak S-400. Ketika ditanya Brennan apakah Erdogan akan membeli lagi S-400, dia menjawab "di masa depan, tidak ada yang bisa ikut campur dalam hal sistem pertahanan, seperti apa yang kami peroleh, dari negara mana, pada tingkat apa."

"Tidak ada yang bisa mengganggu itu. Kami adalah satu-satunya yang membuat keputusan seperti itu," tambah dia.

Turki telah berusaha membeli rudal Patriot dan jet tempur F-35 berkemampuan siluman dari AS. Namun, kontrak itu dibatalkan karena Turki tetap membeli S-400 dari Rusia meski sudah dilarang.

Erdogan beralasan, Turki tidak bisa mendapatkan F-35 dan rudal Patriot, maka dia mencari sistem pertahanan lain, yakni dari Rusia.

Baca Juga: Presiden Erdogan Sebut Turki Siap Lindungi Bandara Kabul dari Taliban

2. Hubungan AS dan Turki masih memburuk

Pembelian rudal S-400 Rusia oleh Turki telah membuat anggota NATO dikeluarkan dari program F-35 dan pejabat pertahanannya disanksi oleh Washington.

Menurut Al Jazeera, langkah AS adalah pertama kalinya menerapkan undang-undang Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), sebuah regulasi yang bertujuan untuk memperkecil pengaruh Rusia di negara anggota.

Dilansir dari Reuters, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan "kami mendesak Turki, di setiap tingkat dan kesempatan, untuk tidak mempertahankan sistem S-400 dan menahan diri dari membeli peralatan militer tambahan Rusia."

Nyatanya, sampai saat ini Erdogan masih tetap bersikukuh membeli S-400. Bahkan, jika diperlukan, Turki akan berusaha untuk mengembangkan sistem rudal sendiri.

"Saya tidak bisa dengan jujur ​​mengatakan bahwa ada proses yang sehat dalam hubungan Turki-Amerika," ujar Erdogan.

Baca Juga: Rusia Ingin India Produksi Lebih Banyak Alutsista Rusia

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya