TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ukraina Bekukan Aset Mantan Presiden Poroshenko

Penyelidikan kasus dugaan pengkhinatan tingkat tinggi

Petro Poroshenko, mantan Presiden Ukraina (Twitter.com/Петро Порошенко)

Jakarta, IDN Times - Pengadilan di ibu kota Kiev, Ukraina, pada hari Kamis (6/1/22) memutuskan untuk membekukan aset milik mantan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko. Kejaksaan Agung Ukraina tengah melakukan penyelidikan atas kasus pengkhianatan tingkat tinggi terhadap mantan presiden tersebut.

Keputusan pengadilan itu telah membuat oposisi Ukraina yang pro-Barat menuduh pemerintahan Presiden Zelensky berperilaku otokratis.

Pihak Poroshenko mengeluarkan pernyataan bahwa pemerintah Ukraina justru telah menyulut perselisihan internal negara itu. Mereka mempertanyakan mengapa pemerintah pimpinan Presiden Zelensky tidak mengajak persatuan dan melakukan konsolidasi menentang Rusia yang saat ini sedang mengancam keamanan dalam negeri Ukraina.

1. Keputusan yang tidak adil

Petro Poroshenko (Twitter.com/Петро Порошенко)

Mantan Presiden Petro Poroshenko adalah seorang politikus senior dan seorang miliarder. Dia dikalahkan oleh Volodymyr Zelensky dalam pemilu tahun 2019.

Dalam beberapa bulan terakhir, Poroshenko telah diselidiki atas kasus pengkhianatan tingkat tinggi. Pengkhianatan itu terkait pembelian batu bara dari Donbass, sebuah kota di timur Ukraina yang dikendalikan oleh kelompok separatis pro-Rusia.

Petro Poroshenko dituduh memfasilitasi pembelian hasil tambang tersebut, yang itu berarti memfasilitasi keuangan kelompok separatis yang memerangi pasukan Ukraina. Jumlah uangnya 48 juta euro atau sekitar Rp780 miliar.

Dilansir Deutsche Welle, Poroshenko membantah bahwa dia mendukung secara finansial pasukan separatis yang diduga didukung oleh Moskow. Partai Solidarita Eropa, partai Poroshenko, menyebut keputusan pengadilan yang membekukan aset mantan presiden adalah keputusan yang ilegal dan tidak adil.

Ukraina telah terlibat pertempuran mematikan dengan pasukan separatis di bagian timur negaranya, yang terkonsentrasi di daerah Lugansk dan Donetsk, termasuk kota Donbass sejak tahun 2014. Saat itu, pertempuran menyebabkan lebih dari 10.000 orang tewas.

Sampai saat ini, perselisihan itu masih menyala. Beberapa gencatan senjata telah disepakati oleh kedua belah pihak tapi seringkali gagal.

Ukraina sendiri saat ini merasa terancam karena Rusia telah menumpuk pasukan di dekat perbatasan timur negaranya. Jumlah pasukan yang ditumpuk tidak main-main, yakni sekitar 100.000 personel militer.

Baca Juga: 8 Pesepak Bola Asal Ukraina yang Pernah Tampil di Premier League

Poroshenko saat ini berada di luar negeri. Dia telah berjanji untuk kembali ke Ukraina pada pertengahan bulan ini. Sementara, mantan Presiden Ukraina 2014-2019 itu belum memberikan komentar terkait keputusan tersebut.

Aset Poroshenko yang dibekukan dan disita oleh negara termasuk real estat dan sahamnya di beberapa perusahaan.

Secara khusus, dia juga diduga membantu kelompok separatis Donetsk dan Lugansk mendirikan republik yang berusaha memisahkan diri dari Ukraina.

Dilansir Euro News, Poroshenko telah memberitahukan bahwa dia akan kembali ke Kiev untuk menghadap hakim. Pengumuman itu dilakukan sebelum pengadilan memutuskan membekukan aset miliknya.

Dia menulis di media sosial, niatnya kembali ke Kiev "bukan untuk (membela diri), akan tetapi untuk membela Ukraina melawan pemerintahanya yang tidak kompeten." Poroshenko juga berulangkali membantah tuduhan pengkhianatan yang dialamatkan kepadanya. Mantan presiden menuduh bahwa Zelensky berada di balik masalah hukumnya saat ini.

Dilansir ABC, Vladimir Aryev, wakil dari partai Solidaritas Eropa milik Poroshenko mengatakan "seorang presiden yang lemah, yang memprioritaskan balas dendam pribadi, memanipulasi jaksa, memanipulasi penyelidikan dan memanipulasi keadilan untuk menghadapi lawan."

2. Poroshenko bantah telah melakukan pengkhianatan

Baca Juga: Putin Bahas Ketegangan Ukraina dengan Finlandia dan Prancis

Verified Writer

Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya