TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemimpin Filandia-Jepang Bertemu: Usul Reformasi Dewan Keamanan PBB

Helsinki-Tokyo juga membahas hubungan bilateral kedua negara

Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin (kiri) saat bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo pada Rabu (11/5/2022). (twitter.com/kantei)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Finlandia, Sanna Marin, bertemu dengan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, pada Rabu (11/5/2022) di Tokyo.

Pertemuan tatap muka ini merupakan pertemuan langsung pertama kedua pemimpin negara, di mana Marin dan Kishida membahas mengenai hubungan bilateral kedua negara hingga situasi keamanan saat ini, termasuk soal NATO dan invasi Rusia ke Ukraina.

Tidak hanya bertemu Kishida, Marin juga bertemu dengan Parlemen Jepang, yaitu Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Hiroyuki Hosoda.

Baca Juga: Pertama di Eropa, Inggris-Jepang Sepakati Pakta Kerja Sama Pertahanan

1. Pembicaraan bilateral Finlandia-Jepang

Dalam pertemuan antar Helsinki dan Tokyo, kedua pemimpin membahas perlunya mereformasi Dewan Keamanan PBB agar lebih representatif, transparan, dan efektif.

Seperti yang diketahui, saat ini ada lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, yaitu Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, China, dan Rusia.

Mereka juga menyoroti pentingnya perlucutan senjata nuklir. Hal itu semakin relevan jika dikaitkan dengan invasi Rusia ke Ukraina. Kepada Kishida, Marin mengatakan bahwa negaranya akan mengambil langkah bersejarah guna bergabung dengan aliansi militer NATO.

"Jika Finlandia membuat langkah bersejarah ini, itu demi keamanan warga negara kita sendiri. Bergabung dengan NATO akan memperkuat seluruh komunitas internasional dan menjunjung nilai-nilai kita bersama," kata Marin, dalam konferensi pers setelah bertemu dengan PM Jepang, dikutip dari Reuters.

2. Imbas invasi Rusia ke Ukraina, Finlandia mendaftar keanggotaan NATO

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kiri) saat menyambut kedatangan Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin di Tokyo pada Rabu (11/5/2022) waktu setempat. (twitter.com/kantei)

Krisis di Ukraina membuat Finlandia dan Swedia mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO, yang di masa lalu keduanya pernah menghadapi agresi Rusia.

Jika sebelumnya sebagai negara anggota Uni Eropa Finlandia bersikap netral, kini negara tersebut menjadi pendukung kuat atas sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.

Finlandia berbagi perbatasan yang membentang sekitar 1.300 kilometer dengan Rusia. Invasi yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus di Ukraina, menurut Finlandia, mengancam keamanan negaranya.

Agresi itu pula yang memotivasi Helsinki untuk mengajukan keanggotaan NATO, yang dilihat oleh Presiden Vladimir Putin sebagai ancaman bagi keamanan Rusia karena ekspansi ke arah timur, Kyodo News melaporkan.

Marin juga menyatakan bahwa tindakan Kremlin terhadap Ukraina telah melanggar hukum internasional dan Piagam PBB. Hal ini tidak dapat diterima oleh negara mana pun, sebab kekejaman mereka terhadap warga sipil Ukraina terus berlanjut.

"Perang Rusia melawan Ukraina tidak hanya mengubah lingkungan keamanan Eropa, juga lingkungan keamanan global. Kunjungan ini sangat tepat waktu, negara kita (Finlandia-Jepang) menghadapi tantangan yang sama," kata Marin di awal pembicaraannya dengan Kishida.

Baca Juga: Sah! Inggris Akan Bantu Finlandia dan Swedia jika Diserang Rusia

Verified Writer

Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya