Marks and Spencer Mau Setop Pakai Kapas dari Xinjiang, Apa Sebabnya?
Langkah itu didukung lembaga HAM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Jaringan toko ritel Inggris, Marks and Spencer (M&S) mengumumkan tidak akan lagi menggunakan kapas dari wilayah Xinjiang, Tiongkok untuk membuat pakaiannya, pada Rabu (6/1/2021).
Menurut Channel News Asia, alasan Marks and Spencer melakukan hal itu adalah karena dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan negara itu terhadap minoritas muslim Uighur.
Baca Juga: Mengenal Tadashi Yanai, Bos Uniqlo yang Kekayaannya Tembus Rp500 T
1. Salah satu yang pertama
Dalam sebuah pernyataan di situsnya, Marks and Spencer mengatakan telah menjadi salah satu perusahaan pertama yang secara resmi menandatangani seruan untuk bertindak atas pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.
“Ini sejalan dengan fokus jangka panjang perusahaan untuk memastikan rantai pasokannya berkelanjutan dan etis, di mana pekerja diperlakukan secara adil, dan hak asasi manusia mereka dihormati,” kata perusahaan itu.
“[Kami] sudah menjadi salah satu dari sedikit pengecer yang tidak bekerja dengan pemasok mana pun di atau sumber dari Xinjiang,” tambahnya. M&S mengatakan bahwa 80 persen kapas Tiongkok ditanam di wilayah Uighur, mewakili hampir 20 persen produksi global.
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Uighur Kerja Paksa di Industri Kapas Tiongkok