Pertama Hadir di Davos, Putin Bicara soal Ancaman Ketegangan Global
Putin bandingkan dengan konflik global era Perang Dunia II
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pandemik COVID-19 telah memperburuk masalah yang dihadapi dunia, dan wabah itu merupakan tantangan besar bagi umat manusia. Hal tersebut disampaikannya saat berbicara di The Davos Agenda 2021 World Economic Forum (WEF), Rabu (27/1/2021).
“Pandemi virus corona telah menjadi tantangan besar bagi umat manusia, dan telah mempercepat perubahan struktural, prasyarat yang sudah ada,” kata Putin.
“Kita memiliki alasan kuat untuk percaya bahwa ketegangan dapat diperburuk lebih jauh,” tambahnya.
Baca Juga: Presiden Putin Akan Disuntik Vaksin COVID-19 Buatan Rusia, Sputnik V
1. Berbagai masalah yang muncul akibat COVID-19 bisa jadi tak terkendali
Dalam pemaparannya, Putin mengatakan bahwa krisis kesehatan saat ini telah meningkatkan stratifikasi sosial, populisme, radikalisme sayap kanan dan kiri. Ia menambahkan bahwa proses politik dalam negeri menjadi lebih kejam akibat hal ini.
“Semua ini berdampak pada hubungan internasional, membuatnya kurang stabil dan semakin tidak dapat diprediksi,” tuturnya.
Pada abad ke-20, kata Putin, kegagalan dan ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah seperti itu secara terpusat mengakibatkan bencana Perang Dunia II. "Tentu saja, sekarang ini konflik yang memanas seperti itu tidak mungkin terjadi, saya harap secara prinsip tidak mungkin, karena itu berarti akhir dari peradaban kita."
Namun, Putin mengingatkan bahwa situasi saat ini mungkin berkembang tak terduga dan tak terkendali, "jika kita hanya diam tanpa melakukan apa pun untuk menghindarinya."
Dia menyebut kemungkinan bahwa dunia mungkin mengalami keruntuhan aktual dari perkembangan global, "yang mungkin mengakibatkan pertarungan semua melawan semua.”
Baca Juga: Biden Peringatkan Putin Soal Campur Tangan Pemilu AS
Baca Juga: Putin Tanda Tangani UU Imunitas Mantan Presiden Rusia