TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Prancis Berencana Bangun 14 Reaktor Nuklir Mulai 2028

Reaktor baru pertama dapat diaktifkan pada 2035

Ilustrasi reaktor nuklir. (pexels.com/Pixabay)

Jakarta, IDN Times – Prancis telah mengumumkan rencana untuk membangun hingga 14 reaktor nuklir baru dalam beberapa tahun mendatang. Rencana ini merupakan upaya yang dilakukan negara itu untuk dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan memastikan ketersediaan energi.

Dalam sebuah pengumuman Kamis (10/2/2022) lalu, Presiden Emmanuel Macron mengatakan bahwa Prancis akan membangun enam reaktor nuklir di awal, dan mempelajari kemungkinan untuk mengoperasikan delapan reaktor lagi.

“Mengingat kebutuhan listrik, juga kebutuhan untuk mengantisipasi transisi dan akhir dari armada yang ada, yang tidak dapat diperpanjang tanpa batas, hari ini kami akan meluncurkan program reaktor nuklir baru,” kata Macron, dikutip dari CNN, Senin.

Baca Juga: Jepang: Reaktor Nuklir Ehime Kembali Diaktifkan

1. Dimulai pada 2028

Reaktor Nuklir Kartini, Yogyakarta, DIY (Dok. BRIN/Yustantiana Azhar)

Dalam laporan disebutkan bahwa konstruksi akan dimulai pada 2028, dan reaktor baru pertama dapat diaktifkan pada 2035.

Rencana yang diumumkan Macron ini bertolak belakang dengan janjinya empat tahun lalu, di mana ia berjanji untuk menutup 12 reaktor nuklir sebagai bagian dari upaya negara menjauh dari sumber listrik itu.

Prancis telah terpaksa beralih ke tenaga batu bara musim dingin ini untuk memenuhi kebutuhan energinya setelah lebih dari seperlima reaktor nuklir negara itu mati.

Baca Juga: Setelah Debat Panjang, Belgia Tutup 7 Reaktor Nuklir Tua

2. Kebijakan nuklir diperlukan

Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadiri upacara penghormatan pemakaman militer untuk mantan presiden Prancis Jacques Chirac di Hotel des Invalides saat hari berkabung nasional di Paris, Prancis, pada 30 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Philippe Wojazer/Pool

Barbara Pompili, menteri transisi energi Prancis, mengatakan perubahan kebijakan nuklir diperlukan karena adanya percepatan situasi energi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Untuk memiliki lebih banyak listrik, kita perlu menghasilkan lebih banyak,” kata Pompili kepada afiliasi CNN, BFMTV.

“Bahkan jika kita banyak mengembangkan energi terbarukan kita, kita memiliki sektor nuklir yang merupakan 70 persen dari pasokan listrik kita, kita harus menggunakan sektor ini sebanyak mungkin,” tambah Pompili.

Baca Juga: AS, Jepang dan Korsel Bahas Ancaman Nuklir Korut

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya