TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Klaim 1.351 Tentaranya Tewas, Sementara Ukraina 14 Ribu

Sebanyak 3.825 tentara Rusia telah terluka

Seorang anggota tentara Rusia menembakkan sebuah howitzer dalam latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/Sergey Pivovarov/File Photo.

Jakarta, IDN Times – Pejabat militer senior Rusia memberikan pembaruan (update) tentang jumlah tentara Rusia yang tewas dan terluka akibat perang dalam briefing di Moskow pada Jumat (25/3/2022).

Dalam kesempatan itu, pejabat senior kementerian pertahanan, Mikhail Mizintsev, menyebut ada 1.351 tentara yang tewas akibat perang dengan Ukraina dan 3.825 tentara telah terluka.

Baca Juga: Inggris Kirim 6.000 Rudal untuk Bantu Ukraina Lawan Rusia

1. Evakuasi warga sipil

Tinta merah dioleskan ke foto Presiden Rusia Vladimir Putin saat protes anti perang di luar Kedubes Rusia, setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar terhadap Ukraina, di Bucharest, Romania, Sabtu (26/2/2022). ANTARA FOTO/Inquam Photos/Octav Ganea via REUTERS.

Mizintsev juga mengatakan 419.736 warga sipil telah dievakuasi ke Rusia dari wilayah Donetsk dan Lugansk, serta seluruh Ukraina.

Dari jumlah tersebut, lebih dari 88 ribu di antaranya adalah anak-anak, sementara 9 ribu adalah orang asing.

“Rusia akan terus membuka dan menyediakan koridor kemanusiaan ke segala arah,” kata Mizintsev, dikutip dari The Guardian.

Baca Juga: Perang Rusia dan Ukraina Dimulai! Rusia Lancarkan Invasi Skala Penuh

2. Konflik militer yang berkepanjangan

Seorang veteran batalion Tentara Nasional Ukraina melakukan latihan militer untuk warga sipil di tengah ancaman serangan Rusia di Kyiv, Rusia, Minggu (30/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich/WSJ.

Sementara itu, seorang perwakilan senior Staf Umum bernama Sergei Rudskoi, mengatakan bahwa ia menyayangkan langkah negara-negara Barat yang memasok senjata ke Ukraina. Ia menyebut hal ini merupakan kesalahan besar.

“Ini memperpanjang konflik, menambah jumlah korban dan tidak akan bisa mempengaruhi hasil operasi,” ungkap Rudskoi.

Ia lebih lanjut mengatakan bahwa tujuan sebenarnya dari pasokan semacam itu bukan untuk mendukung Ukraina, tetapi untuk menyeretnya ke dalam konflik militer yang berkepanjangan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya