TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Vaksin COVID-19 Tak Sebabkan Gangguan Siklus Menstruasi

Belum ada bukti ilmiah yang membuktikannya

ilustrasi penyuntikan vaksin pada lansia (ANTARA FOTO/REUTERS/Johanna Geron)

Jakarta, IDN Times - Badan Obat-obatan Eropa atau European Medicines Agency (EMA) membantah vaksin COVID-19 menyebabkan gangguan siklus menstruasi.

Hal itu disampaikan EMA setelah melakukan penelitian terhadap kasus-kasus gangguan menstruasi yang dilaporkan pasca-vaksinasi. EMA pun meminta para pengembang vaksin untuk memeriksa masalah tersebut melalui data yang ada.

Baca Juga: [CEK FAKTA] Vaksin COVID-19 Berisiko Tinggi bagi Perempuan Menstruasi?

1. Banyak penyebab yang bisa mengganggu menstruasi

pexels.com/Andrea Piacquadio

Di sisi lain, EMA membeberkan beberapa hal yang bisa memengaruhi siklus menstruasi seorang wanita. Dari segenap penyebab tersebut, vaksinasi belum diketahui mampu memberikan gangguan terhadap siklus menstruasi wanita.

"Gangguan menstruasi bisa muncul karena berbagai sebab seperti stres dan kelelahan hingga kondisi medis yang mendasarinya seperti fibroid dan endometriosis," kata EMA dalam laporannya, seperti dikutip dari ANTARA, Sabtu (7/8/2021).

2. EMA merekomendasikan sejumlah reaksi sebagai efek vaksin Johnson & Johnson

Ilustrasi Vaksin. IDN Times/Arief Rahmat

Di sisi lain, EMA pada Jumat lalu merekomandesikan trombositopenia imun atau trombosit darah rendah, pusing dan tinitus (telinga berdengung) untuk dimasukkan sebagai efek samping vaksin COVID-19 dosis tunggal Johnson & Johnson (J&J).

Kesimpulan tersebut diambil EMA bukan tanpa dasar. Sebanyak 1.183 kasus pusing dan lebih dari 100 kasus tinitus telah dianalisis oleh EMA untuk mencapai kesimpulan tersebut.

Sebelumnya, pada bulan lalu, EMA memasukkan gangguan degenerasi saraf langka, Guillain-Barr Syndrome (GBS) sebagai kemungkinan efek samping dari suntikan J&J.

Namun, EMA tetap menekankan bahwa vaksin COVID-19 J&J lebih banyak membawa manfaat ketimbang risiko atau efek sampingnya. Sampai saat ini, J&J masih belum memberikan tanggapan terkait kesimpulan EMA tersebut.

Baca Juga: Inggris Bagikan 9 Juta Vaksin AstraZeneca, Indonesia Dapat Jatah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya