TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Akibat Lockdown, Pasangan Ini Jadi Satu-satunya Tamu di Hotel Maldives

Mereka tidak bisa pulang dan tabungan kian menipis

Ilustrasi sebuah resor di Maldives. unsplash.com/Ishan @seefromthesky

Male, IDN Times - "Setiap orang berkata mereka ingin terjebak di sebuah pulau tropis, sampai kamu benar-benar terjebak," ujar Olivia De Freitas. "Itu hanya terdengar bagus sebab kamu tahu kamu bisa meninggalkannya." Olivia punya alasan valid untuk mengatakan hal tersebut.

Ia dan laki-laki yang baru dinikahinya, Raul, sedang melakukan bulan madu di salah satu sudut yang dianggap sebagai surga dunia yaitu Maldives. Pasangan asal Afrika Selatan itu awalnya berencana untuk menghabiskan waktu enam hari sejak 22 Maret di negara tersebut. Namun, lockdown yang terjadi di Afrika Selatan dan Maldives membuat rencana berantakan.

Baca Juga: Kena Dampak COVID-19 Paling Parah di Benua, Afrika Selatan Lockdown

1. Keduanya tak bisa pulang karena mendadak lockdown

twitter.com/presidencyza

Olivia dan Raul berbicara kepada The New York Times soal hari-hari yang mereka lalui di hotel resor bintang lima bernama Cinnamon Velifushi Maldives. Sejak kasus virus corona meningkat di berbagai negara, sebagian besar wisatawan asing memilih buru-buru meninggalkan lokasi liburan.

Tapi Olivia dan Raul memutuskan tetap tinggal karena tidak menyangka situasi akan memburuk. Sebelumnya, keduanya mengaku khawatir terhadap adanya pelarangan bepergian di berbagai negara, tapi agen perjalanan mereka meyakinkan mereka tetap bisa berbulan madu sesuai rencana. Apalagi mereka dijamin bisa selalu pulang meski ada pengetatan aturan.

Pada 28 Maret, Olivia dan Raul menerima pemberitahuan bahwa seluruh bandara di Afrika Selatan akan ditutup dalam kurun waktu 24 jam. Untuk kembali ke Afrika Selatan, mereka harus menempuh perjalanan udara lima jam ke Doha, menunggu layover selama tiga jam, baru kemudian terbang sepanjang sembilan jam ke Johannesburg.

Dengan semakin menipisnya jumlah maskapai yang beroperasi, pilihan penerbangan pun berkurang. Apalagi lokasi hotel yang berada di pulau terpencil serta keruwetan perjalanan internasional hampir dipastikan membuat mereka sulit untuk mendarat sebelum waktu penutupan bandara. Alhasil, pasangan 20-an tahun itu terpaksa tinggal dan menjadi satu-satunya tamu hotel.

2. Seluruh staf hotel tetap harus bekerja penuh meski hanya ada dua tamu

Suasana lockdown untuk menanggulangi wabah virus corona di Cape Town, Afrika Selatan, pada 26 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Hutchings

Harga kamar per malam di resor tersebut adalah Rp12,3 juta. Meski telah mendapatkan diskon lumayan, tapi keduanya tetap harus merogoh kocek lebih dalam karena jadwal pulang yang tertunda. Padahal, tabungan yang mereka punya rencananya dipakai untuk membayar uang muka rumah baru.

Di saat yang sama, hotel yang pada waktu normal bisa melayani hingga 180 tamu, kali ini hanya mengurus dua orang. Olivia dan Raul mendeskripsikan jam-jam yang berlalu sebagai waktu yang panjang dan penuh kemalasan.

Mereka tidur, nongkrong, snorkeling dan bermain tenis meja. Semua staf bekerja layaknya situasi normal. Ini karena pemerintah Maldives mewajibkan seluruh pekerja mengarantina diri sampai 14 hari sampai tamu terakhir meninggalkan hotel. Artinya, dua minggu usai Olivia dan Raul pergi -- entah kapan itu -- para staf masih harus berada di tempat mereka bekerja.

Maldives sendiri telah melaporkan total 19 kasus COVID-19 di mana 13 orang dinyatakan sembuh. Sedangkan di Afrika Selatan terdapat lebih dari 1.600 kasus dengan 11 kematian dan 95 telah sembuh. Saat lockdown di negara asal Olivia dan Raul berjalan total, pemerintah Maldives hanya memberlakukan di sejumlah resor yang sempat ada penularan.

Baca Juga: 2 Pasien COVID-19 Meninggal, Afrika Selatan Langsung Lockdown Nasional

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya