Dikritik Keras, Facebook Hapus Iklan "Tipu Daya" Tim Kampanye Trump
Facebook menerima miliaran rupiah dari timses Trump
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Washington DC, IDN Times - Facebook akhirnya menghapus sejumlah iklan politik yang dipasang dan dibayar oleh sejumlah pejabat Partai Republik dan tim kampanye Donald Trump pada Kamis (5/3). Iklan yang mempromosikan "Sensus Distrik Kongresional Resmi 2020" tersebut muncul sejak Selasa (3/3).
Iklan tersebut mengajak pengguna Facebook berperan sebagai responden untuk mengisi sensus yang akan dimulai pada 12 Maret mendatang. Sekilas tampilan iklan seolah-olah dibuat untuk mengesankan bahwa pemerintah Amerika Serikat yang menyelenggarakan sensus tersebut.
Baca Juga: Kerap Bikin Resah, Facebook Larang Iklan soal Penyembuh Virus Corona
1. Facebook menyebut iklan itu melanggar kebijakan platform
Juru bicara Facebook, Andy Stone, mengatakan kepada CNN Business bahwa iklan Trump melanggar kebijakan di platform milik Mark Zuckerberg itu.
"Ada beberapa kebijakan yang diterapkan untuk mencegah kebingungan seputar sensus resmi Amerika Serikat dan ini adalah satu contoh yang sedang diberlakukan," ujar Stone.
Iklan itu meminta pengguna Facebook untuk memberikan sejumlah pandangan politik mereka demi kepentingan Trump.
"Survei ini PENTING bagi strategi tim kampanye kami pada 2020. Kami butuh warga Amerika yang patriotik seperti ANDA untuk merespons sensus ini agar kami bisa mengembangkan strategi kemenangan untuk NEGARA BAGIAN ANDA," tulis iklan tersebut.
Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden adalah seperti apa pandangan mereka soal Trump, nama media yang paling sering mereka baca atau saksikan, dan pendapat tentang "apakah Nancy Pelosi (Ketua DPR Amerika Serikat dari Partai Demokrat) serta Sayap Kiri Radikal mengedepankan agenda personal mereka yang anti-Trump daripada apa yang terbaik bagi warga Amerika". Responden juga diminta untuk menyertakan nama, usia, dan kontak mereka.
Baca Juga: Khawatir Wabah Virus Corona Meluas, Trump Tunda KTT AS-ASEAN