TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Imbas COVID-19, Mahasiswa Korea Selatan Minta Uang Kuliah Dikembalikan

Mereka tak masuk kelas selama pandemik Covid-19

Seorang guru menggunakan kamera pemindai panas untuk mengecek suhu pelajar saat pandemik COVID-19 di Seoul, Korea Selatan, pada 21 Mei 2020. ANTARA FOTO/ Yonhap/via REUTERS

Seoul, IDN Times - Para mahasiswa di Korea Selatan meminta pengembalian uang untuk biaya belajar karena mereka hampir tak pernah masuk kelas selama pandemik COVID-19.

Permintaan itu semakin hari semakin kencang terdengar, termasuk di media sosial, karena mereka menilai telah terjadi pelanggaran hak belajar seiring dengan peralihan proses studi secara jarak jauh. 

Di Korea Selatan, total ada 12.257 kasus dan 280 kematian akibat COVID-19. Pemerintah pun menutup institusi pendidikan tinggi untuk sementara waktu guna menekan laju penyebaran virus corona.

Baca Juga: Komisi X: Masalah Uang Kuliah Saat Pandemik Harus Dibicarakan Bersama

1. Beberapa mahasiswa menuntut kampus mengembalikan separuh biaya kuliah

Seorang guru menggunakan kamera pemindai panas untuk mengecek suhu pelajar saat pandemik COVID-19 di Seoul, Korea Selatan, pada 21 Mei 2020. ANTARA FOTO/ Yonhap/via REUTERS

Menurut kantor berita Yonhap, salah satu kelompok advokasi mahasiswa di Yonsei University, Seoul, tengah mencari rekan-rekan mereka yang memiliki pendapat sama. Kelompok tersebut berencana mengajukan gugatan class action kepada pihak universitas agar mengembalikan separuh biaya kuliah.

Dalam konferensi pers pada Kamis (18/6), juru bicara kelompok itu menilai penting bagi kampus untuk memenuhi tuntutan mereka dengan menyediakan langkah-langkah praktis guna memberi kompensasi kepada para mahasiswa yang hak belajar mereka telah dilanggar.

2. Pemerintah meminta kampus menyelesaikan masalah ini melalui komunikasi dengan mahasiswa

Pejalan kaki memakai masker pelindung menyeberangi sebuah jalan saat pandemik COVID-19 di Seoul, Korea Selatan, pada 28 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji/

Sementara, pemerintah Korea Selatan melalui Kementerian Pendidikan mengaku tidak bisa berbuat banyak atau bahkan memberikan uang tunai kepada seluruh universitas. Oleh karena itu, pihak kampus diminta menyelesaikan masalah ini melalui komunikasi dengan para mahasiswa.

"[Kementerian] merasa menyesal karena mahasiswa tak bisa menghadiri kelas secara langsung karena virus corona. [Kementerian] juga bersimpati dengan universitas-universitas yang anggaran mereka terdampak oleh karantina, kelas jarak jauh serta turunnya jumlah mahasiswa asing," kata seorang pejabat kementerian.

"Namun, persoalan biaya kuliah adalah sesuatu yang universitas dan mahasiswa harus diselesaikan melalui komunikasi. Kementerian akan melakukan yang terbaik untuk memberikan alternatif masuk akal guna membantu menyelesaikan kesulitan di kedua belah pihak," lanjutnya.

Kementerian Pendidikan menjelaskan sedang berencana menerima laporan keuangan dari kampus-kampus untuk ditinjau ulang. Berikutnya, kementerian baru bisa memberikan bantuan.

Sedangkan mayoritas universitas mengaku sulit memenuhi permintaan mahasiswa karena anggaran mereka habis untuk fasilitas kelas jarak jauh, penyemprotan disinfektan dan program karantina di asrama kampus.

Baca Juga: Korea Selatan: Korea Utara Ledakkan Kantor Gabungan di Perbatasan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya