Inggris Tuding Rusia Coba Curi Hasil Riset Vaksin dari Berbagai Negara
Pemerintah Rusia membantah tudingan tersebut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) menuding peretas yang didukung oleh Pemerintah Rusia mencoba mencuri hasil penelitian vaksin COVID-19 dari berbagai institusi akademik dan farmasi di seluruh dunia.
Seperti dilaporkan Reuters, Inggris, Amerika Serikat dan Kanada mengklaim peretasan dilakukan oleh kelompok bernama APT29 atau Cozy Bear yang hampir pasti merupakan bagian dari lembaga intelijen Rusia. Namun, ketiga negara yang memberikan pernyataan bersama itu tak menyebutkan institusi mana saja yang menjadi sasaran.
Baca Juga: WNA Rusia Dua Bulan Tidur Beratapkan Langit di Bandara Ngurah Rai Bali
1. Inggris mengecam aksi peretasan
Dalam pernyataannya, NCSC menuding APT29 terus melakukan serangan siber dengan memanfaatkan beragam tools dan teknik, termasuk phishing dan mengirimkan malware.
"APT29 kemungkinan terus menarget organisasi-organisasi yang terlibat dalam riset dan pengembangan vaksin COVID-19, seiring mereka mencari jawaban atas pertanyaan intelijen tambahan yang berhubungan dengan pandemik," tulis NCSC.
"Kami mengecam serangan-serangan tercela terhadap mereka yang melakukan kerja vital untuk memerangi pandemik virus corona," kata Direktur Operasi NCSC Paul Chichester.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab juga mengeluarkan sentimen yang sama dengan menyebut badan intelijen Rusia telah melakukan sesuatu yang sama sekali tidak bisa diterima karena menyasar kerja-kerja penting selama pandemik.
"Saat yang lain mengejar kepentingan egois mereka dengan perilaku ceroboh, Inggris dan sekutu melakukan kerja keras untuk menemukan vaksin dan melindungi kesehatan global," ujarnya dalam sebuah pernyataan resmi.
Baca Juga: Putin Klaim Rusia Tangani COVID-19 Lebih Baik daripada Amerika Serikat