TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemilu Filipina: 9 dari 12 Kursi Senat Dikuasai Pendukung Duterte

Oposisi khawatir Duterte kian berkuasa tanpa pengawasan

Presiden Filipina Rodrigo Duterte (tengah bawah) saat menerima RUU Bangsamoro untuk mengakhiri konflik di Mindanao, di Manila, Filipina, pada 17 Juli 2017.ANTARA FOTO/REUTERS/Erik De Castro

Manila, IDN Times - Pemilu Sela Filipina yang diselenggarakan pada Senin (13/5) merupakan cerminan dari seberapa kuat dukungan masyarakat terhadap Presiden Rodrigo Duterte. Salah satunya bisa dilihat dari 12 kursi Senat yang diperebutkan secara nasional.

Hasil tidak resmi sementara—sebanyak 95 persen suara yang masuk—menunjukkan dominasi para kandidat yang mendukung dan didukung oleh Duterte. Sebanyak sembilan orang yang berada di pihak pemerintah berhasil masuk ke 12 besar. Di saat bersamaan, tak ada kandidat dari koalisi oposisi yang lolos.

1. Salah satunya adalah tokoh di balik pembunuhan ekstra yudisial

AFP Photo/Manan Vatsyayana

Mantan pejabat tinggi kepolisian Bato Dela Rosa saat ini berada di urutan kelima dengan memperoleh 18,2 juta suara. Ia merupakan tokoh penting di balik kebijakan perang melawan pengedar obat-obatan terlarang yang menewaskan ribuan orang melalui pembunuhan ekstra yudisial sejak ia menjabat.

Terpilihnya Dela Rosa ke Senat, diprediksi memperkuat posisi Duterte dan kebijakan tiran pejabat-pejabat Filipina. Ibu-ibu yang melaporkan Dela Rosa atas tuduhan pembunuhan ekstra yudisial terhadap anggota keluarga mereka kini takut atas keselamatan diri mereka. Ia diyakini akan memblokade segala investigasi terhadap dugaan pelanggaran HAM di tubuh kepolisian.

Baca Juga: Samira Gutoc, Caleg Perempuan Muslim Filipina Gagal ke Senat

2. Putri mendiang diktator Filipina juga dipastikan melenggang ke Senat

twitter.com/ManangImee

Kandidat lain yang dekat dengan Duterte adalah Imee Marcos. Ia tak lain merupakan putri dari mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos. Saat ini Imee berada di posisi delapan dengan sekitar 15,3 juta suara.

Nama berikutnya yang jadi sorotan adalah Francis Tolentino. Ia adalah mantan penasihat Duterte di bidang politik. Dilansir dari Rappler, Tolentino mendukung hukuman mati bagi para pengedar narkotika, pengurangan usia minimal pelaku kriminal, dan menginginkan Filipina mengamandemen konstitusi untuk mengubah bentuk negara jadi federal.

3. Senator pendukung Duterte bisa saja mendukung rencana-rencananya yang berbahaya bagi kepentingan publik

ANTARA FOTO/REUTERS/Eloisa Lopez

Memang tak bisa dipungkiri bahwa Duterte sedang mencari tambahan dukungan ketika Pemilu Sela ini. Ia butuh aliansi di berbagai lembaga agar bisa meloloskan rencana-rencananya. Di antara rencana tersebut adalah menjadikan Filipina sebagai negara federal yang memungkinkannya menjabat lebih lama dari aturan konstitusi saat ini.

Rencana lainnya merupakan penguatan hukuman mati dan pembunuhan ekstra yudisial dalam perang melawan peredaran obat-obatan terlarang seperti yang selama ini ia lakukan.

Tak sedikit yang menilai ini sangat berbahaya bagi kepentingan publik. Samira Gutoc, kandidat perempuan Muslim, dari oposisi mengatakan,"Ketakutanku adalah nanti tidak akan ada oposisi sejati."

Baca Juga: 5 Hal Soal Pemilu Filipina yang Perlu Kamu Tahu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya