Tiongkok Sebut Demonstran Hong Kong sebagai Virus Politik
Protes di tengah pandemik COVID-19 terjadi pada bulan lalu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hong Kong, IDN Times - Kantor perwakilan tertinggi Beijing di Hong Kong merilis pernyataan resmi yang berisi peringatan kepada para demonstran pada Rabu (6/5). Dalam pernyataan tersebut, Kantor Urusan Hong Kong dan Makau (HKMAO) menyebut mereka yang terlibat dalam demonstrasi sebagai "virus politik".
HKMAO juga mengancam bahwa pemerintah pusat Tiongkok takkan tinggal diam terhadap "pasukan gila yang ceroboh itu" ketika aksi mereka membuat situasi Hong Kong tidak bisa tenang. Demonstran Hong Kong sempat kembali berunjuk rasa pada April lalu ketika pemerintah melonggarkan aturan pembatasan aktivitas di tengah pandemik COVID-19.
1. Beijing menuding demonstran hanya ingin menjatuhkan Hong Kong
Mengutip Reuters, retorika yang dipakai oleh pemerintah di Beijing untuk merujuk kepada demonstran Hong Kong tergolong semakin keras. Dalam pernyataan yang sama, HKMAO menyebut mereka "beracun", penuh "kekerasan", serta menuding bahwa tujuan para pengunjuk rasa adalah "menyeret Hong Kong jatuh ke jurang".
Semakin banyak dukungan warga terhadap demonstran, menurut HKMAO, hanya akan berujung kepada "harga yang lebih mahal yang harus dibayar" oleh Hong Kong. Sementara itu, Beijing sendiri dituduh menggunakan pandemik COVID-19 untuk melarang demonstrasi pro-demokrasi di pulau semi-otonom tersebut.
Peneliti Tiongkok di Human Rights Watch, Maya Wang, berpendapat bahwa Beijing "berniat mendapatkan kontrol yang lebih besar terhadap Hong Kong" dengan mengeluarkan retorika keras tersebut.
"Pemerintah Tiongkok masih bisa mengubah aksinya dengan menyelesaikan banyak kekecewaan yang dimiliki warga Hong Kong, yaitu, pengikisan kebebasan dan otonomi, tapi sayangnya mereka memilih jalur yang salah dengan meningkatkan tensi," kata Wang.
Baca Juga: Kegeraman Beijing Usai Washington Loloskan Legislasi Dukung Hong Kong