Tolak Bayar Iuran ke WHO, Trump Alihkan Rp918 Miliar untuk yang Lain
AS seharusnya membayar kurang lebih Rp1,8 triliun kepada WHO
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengumumkan negaranya keluar dari organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun ini. Namun, rupanya Amerika Serikat masih memiliki iuran wajib yang perlu dibayarkan.
Alih-alih segera melunasinya, Trump justru menggunakan separuh dari total utang untuk yang lain. The New York Times melaporkan Gedung Putih mengalihkan dana Rp918 miliar dari keseluruhan utang sekitar Rp1,8 triliun kepada WHO, untuk imunisasi anak dan surveilans influenza.
Baca Juga: Tuding WHO Salah Urus COVID-19, Donald Trump Hentikan Pendanaan
1. Negara yang ingin keluar wajib menyampaikan pemberitahuan dan membayar semua utang
Berdasarkan peraturan PBB, setiap negara yang ingin keluar dari keanggotaan wajib menyampaikan pemberitahuan setahun sebelumnya, dan harus membayar seluruh utang atau tunggakan.
Amerika Serikat merupakan penyokong dana terbesar WHO, yaitu sebanyak 22 persen atau Rp1,8 triliun dari anggaran lembaga kesehatan itu. Ketika surat pemberitahuan keluar dari WHO disampaikan, Washington telah membayar Rp858 miliar.
Nerissa Cook, Deputy Assitant Menteri Luar Negeri untuk urusan organisasi internasional, mengatakan pemerintah masih bisa mempertimbangkan ulang keputusan keluar, jika WHO mau melakukan transformasi. Melansir CNBC, WHO sejauh ini tak mau berkomentar selain mengaku menyesalkan keputusan Amerika Serikat.
"Saat ini, Departemen Luar Negeri dalam proses memberitahu Kongres soal program ulang dari anggaran tersebut," kata Cook. Ia menyebut Amerika Serikat sedang mencari mitra alternatif selain WHO, untuk urusan yang berhubungan dengan kesehatan. Hanya saja, ini diprediksi akan sulit terwujud.
Penyebabnya adalah WHO mempunyai koneksi dan aset tak tergantikan hingga sangat penting bagi kepentingan ekonomi, kebijakan luar negeri hingga kesehatan masyarakat Amerika Serikat itu sendiri. Misalnya, badan PBB yang berkantor di Swiss itu adalah koordinator pengumpulan sampel virus influenza di seluruh dunia.
Baca Juga: Rangkuman Surat Donald Trump yang Berisi Ancaman Keluar dari WHO