TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Trump Disebut Sempat Minta 10.000 Tentara Militer Jaga Washington DC

Sekitar 5.000 pasukan Garda Nasional sudah ada di ibu kota

Seorang pengunjuk rasa membawa papan tanda di hadapan aparat hukum dalam aksi mengecam kematian George Floyd di Washington, Amerika Serikat, pada 3 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jim Bourg

Washington DC, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat meminta 10.000 tentara aktif untuk berpatroli di jalanan Washington DC pada minggu lalu, ketika ibu kota menjadi lokasi protes #BlackLivesMatter. Protes anti-rasisme dan kebrutalan polisi tersebut dipicu kematian laki-laki kulit hitam bernama George Floyd di Minneapolis, Minnesota.

Seperti laporan berbagai media, protes sempat berlangsung rusuh di depan Gedung Putih, ketika demonstran berhadapan dengan pasukan Secret Service. Bahkan, muncul kabar Trump sampai diamankan di ruang bawah tanah. Namun, ia membantah laporan tersebut dan mengklaim berada di ruangan itu untuk inspeksi, bukan bersembunyi.

Baca Juga: Twitter Sembunyikan Cuitan Trump karena Dinilai Agungkan Kekerasan

1. Pentagon keberatan dengan permintaan Trump sehingga batal

Seorang pengunjuk rasa membawa papan tanda di hadapan aparat hukum dalam aksi mengecam kematian George Floyd di Washington, Amerika Serikat, pada 3 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Jim Bourg

Mengutip CNN, permintaan Trump menggunakan pendekatan militeristik untuk merespons protes #BlackLivesMatter batal terwujud, lantaran Pentagon mengaku keberatan. Berdasarkan informasi dari pejabat senior Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Menteri Mark Esper dan Komandan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley adalah dua pejabat top yang merasa permintaan Trump berlebihan.

Milley disebut mengatakan syarat kondisi darurat untuk menerjunkan militer di ranah domestik tidak terpenuhi dalam situasi ini. Sebagai gantinya, Esper memerintahkan 1.600 tentara aktif untuk berada di area Washington DC, dan siap beraksi ketika dibutuhkan. Pada saat yang sama pada pekan lalu, sekitar 5.000 pasukan Garda Nasional sudah berada di sana. 

2. Informasi dibantah Jaksa Agung Amerika Serikat

Petugas polisi DC beristirahat saat protes menentang ketidaksetaraan rasial setelah tewasnya George Floyd di Washington, Amerika Serikat, pada 6 Juni 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Lucas Jackson

Sedangkan, Jaksa Agung William Barr dan Gedung Putih membantah informasi bahwa Trump meminta 10.000 tentara aktif berada di Washington DC. Menurut Barr, minggu lalu Trump hanya ingin mereka siaga jika sewaktu-waktu diperlukan.

"Presiden tak pernah meminta atau menyarankan bahwa kita perlu menerjunkan tentara reguler pada saat itu," kata Barr saat wawancara dengan CBS, Minggu (7/6).

"Itu pernah terjadi dari waktu ke waktu dalam sejarah kita. Kami mencoba menghindarinya. Dan saya senang kita mampu menghindarinya saat ini. Pertanyaan Anda kepada saya beberapa saat lalu adalah, apakah ia meminta mereka berada di jalanan? Apakah dia meminta mereka di [Washington] DC? Tidak, kami memerintahkan mereka siaga jika dibutuhkan," dia melanjutkan.

Baca Juga: Protes George Floyd: Lawan Demonstran, Trump Ancam Kerahkan Militer

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya