TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ubah Citra, Facebook Umumkan Logo Baru

Logo baru Facebook menggunakan huruf kapital semuanya

Logo Facebook terbaru seperti yang diumumkan pada 4 November 2019. newsroom.fb.com

Silicon Valley, IDN Times - Facebook mengumumkan telah mengubah desain logo mereka pada Senin waktu setempat (4/11). Dalam unggahan blog di situs resmi Facebook, perusahaan teknologi yang didirikan oleh Mark Zuckerberg itu menyebut, setidaknya ada tiga hal yang ingin ditonjolkan dari perubahan tersebut.

Pertama adalah kejernihan di mana Facebook berusaha "memudahkan dan membangun pemahaman". Kedua, empati, yang Facebook klaim sebagai representasi "menghormati konteks dan lingkungan". Terakhir, logo terbaru itu mewakili tujuan Facebook untuk "mendukung orang-orang dan cerita-cerita mereka".

1. Logo Facebook sekarang menggunakan huruf kapital seluruhnya

Logo Facebook terbaru seperti yang diumumkan pada 4 November 2019. newsroom.fb.com

Menurut Facebook, logo terbaru sengaja didesain menggunakan "huruf kapital yang harmonis". Tujuannya untuk menciptakan perbedaan antara aplikasi Facebook sebagai media sosial tunggal, dan perusahaan teknologi yang juga memiliki WhatsApp dan Instagram.

Facebook mengklaim, desain yang baru ini juga menunjukkan "rasa optimisme". Selanjutnya, Facebook berharap, dengan keputusan ini mereka mampu "melakukan koneksi dengan penuh kepekaan terhadap dunia dan orang-orang yang hidup di dalamnya".

Baca Juga: Cambridge Analytica Pakai Jutaan Data Pengguna Facebook untuk Kampanye Trump

2. Pemisahan diduga berkaitan dengan citra Facebook dalam dua tahun belakangan

Perbedaan logo Facebook dulu dan kini yang ada pada aplikasi Instagram. newsroom.fb.com

Keputusan Facebook itu tidak terlalu mendapat sambutan baik dari media asing dan netizen di Twitter. AVClub menduga, perubahan logo yang bertujuan untuk membedakan antara aplikasi Facebook dengan Instagram dan WhatsApp berhubungan dengan citra media sosial itu dalam dua tahun belakangan ini.

Facebook mendapatkan impresi buruk setelah terungkapnya skandal Cambridge Analytica yang dituding mengambil data pengguna tanpa izin, dan memanfaatkannya untuk memengaruhi situasi politik, misalnya di Amerika Serikat ketika Pilpres 2016 dan Inggris saat referendum Brexit di tahun yang sama.

3. Tak sedikit yang skeptis dengan usaha Facebook

Netizen pun mencemooh Facebook dengan menegaskan bahwa perubahan logo tidak akan memperbaiki apa yang salah di dalamnya. Komedian Amerika Serikat sekaligus pembaca acara The Tonight Show, Jimmy Fallon, melontarkan sindiran dalam monolognya tentang ini.

"Facebook mengumumkan perubahan merek dengan sebuah logo baru yang semuanya menggunakan huruf kapital. Sebab itu adalah keluhan terbesar setiap orang soal Facebook — logonya," ujarnya. Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Elizabeth Warren, turut menyampaikan pendapatnya.

Melalui Twitter, Warren mencuit, "Facebook bisa mengubah merek sesuka mereka, tapi mereka tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa mereka terlalu besar dan kuat."

Sementara yang lain mencemooh desain logo yang mereka anggap terlalu biasa. "Seseorang menghabiskan uang jutaan untuk itu," cuit Edward Hardy, host podcast The Hardy Report.

4. Salah satu mantan petinggi Facebook ungkap kondisi yang terjadi di balik layar

Protes terhadap Facebook di Amerika Serikat setelah terungkapnya skandal Cambridge Analytica pada 2018. ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Sementara itu, Yaël Eisenstat, mantan Head of Global Elections Integrity Ops di Facebook, menulis kolom di Washington Post tentang apa saja yang salah dari bekas tempatnya bekerja itu.

"Masalah sesungguhnya adalah bahwa Facebook mendapatkan keuntungan sebagian dengan memperkuat kebohongan dan menjual alat-alat penarget berbahaya, yang memungkinkan pelaku politik untuk menjalankan peperangan informasi di level baru," tulis Eisenstat yang bergabung dengan Facebook pada 2018.

"Model bisnisnya mengeksploitasi data kita untuk membuat pengiklan membidik pengguna berdasarkan kebiasaan, menunjukkan kepada kita versi kebenaran berbeda-beda dan memanipulasi kita dengan iklan yang dibuat sesuai kebiasaan kita — iklan yang, pada dua minggu lalu, bisa berisi informasi yang benar-benar keliru dan sudah dibantah jika dijalankan oleh sebuah tim kampanye politik."

Baca Juga: Facebook dan Twitter akan Didenda Rp500 Juta Jika Ada Konten Berbahaya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya