WHO Tegaskan Pandemik COVID-19 Belum Usai Jika Virus Corona Masih Ada
WHO ingatkan negara agar waspada dalam melonggarkan aturan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jenewa, IDN Times - Juru bicara Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan pemerintah di berbagai negara bahwa pelonggaran aturan jaga jarak harus diterapkan secara hati-hati. Ini mengingat ada beberapa negara yang sudah melakukannya ketika jumlah kasus satu digit, bahkan nol, tapi kemudian terjadi peningkatan kembali.
Otoritas terkait juga diminta untuk terus memperluas cakupan tes COVID-19 saat pelonggaran terjadi. Begitu juga masyarakat diimbau agar disiplin dalam beraktivitas, termasuk memakai masker dan sering mencuci tangan untuk menekan potensi infeksi virus corona.
Sampai hari ini, total kasus COVID-19 di seluruh dunia mencapai lebih dari 6,7 juta. Sebanyak lebih dari 390.000 orang meninggal dunia. Benua Amerika pun menjadi episentrum virus baru dengan tingkat infeksi harian tinggi di Amerika Serikat, Brazil serta Peru.
Baca Juga: Unjuk Rasa George Floyd Diprediksi Picu Banyak Kasus Baru COVID-19
1. Pandemik baru berakhir setelah virus corona tidak ada
"Soal peningkatan kecil [dalam kasus COVID-19], ya kami sudah melihatnya di berbagai negara di seluruh dunia--saya tak bicara spesifik soal Eropa--ketika lockdown dilonggarkan, saat aturan jaga jarak sosial dilonggarkan, terkadang orang-orang menerjemahkannya sebagai 'OK, ini sudah berakhir'," kata juru bicara WHO Margaret Harris, seperti dikutip Reuters.
Harris pun menegaskan bahwa asumsi tersebut keliru. "Ini belum berakhir. Ini belum berakhir sampai tidak ada virus di mana pun di dunia," tambahnya. Agar terhindar dari infeksi, WHO menyarankan agar masyarakat tetap melakukan jaga jarak fisik setidaknya satu meter, sering mencuci tangan serta menghindari menyentuh mulut, hidung serta mata.
Baca Juga: The Great Reset, Kontrak Sosial Baru Pasca Pandemik Corona