Bukan Gelombang Kedua, WHO Peringatkan Ancaman Lonjakan Kedua COVID-19

Lonjakan kedua bisa terjadi kapan saja, waspada!

Genewa, IDN Times - World Health Organization (WHO) memperingatkan seluruh negara mengenai ancaman lonjakan kedua (second peak) virus corona atau COVID-19. Menurut Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan, tanda-tanda kemunculan lonjakan kedua mulai terlihat di sejumlah negara.

“Ketika kita bicara mengenai gelombang kedua, yang kita maksud setelah gelombang pertama mengalami penurunan secara efektif, kemudian terjadi peningkatan beberapa bulan ke depan. Apa yang kini kita khawatirkan adalah terjadinya lonjakan kedua di gelombang ini (pertama),” kata Ryan melalui cuplikan video yang diunggah oleh akun Twitter WHO, Rabu (27/5).

 

1. Lonjakan kedua bisa terjadi kapan saja

Bukan Gelombang Kedua, WHO Peringatkan Ancaman Lonjakan Kedua COVID-19Direktur Program Kedaruratan WHO, Michael Ryan (Twitter/@WHO)

Secara spesifik, Ryan melihat indikasi terjadinya lonjakan kedua di sejumlah negara Eropa, Amerika Utara, dan Asia Tenggara. Secara statistik, perkembangan virus corona saat ini bisa dikatakan melambat. Namun, menurut Ryan, hal itu tidak berarti pandemik ini akan segera berakhir.

“Kita tidak bisa membuat asumsi hanya karena jumlahnya menurun, maka akan terus menurun. Lonjakan kedua terjadi di Pandemik 1991, ketika Flu Spanyol. Itu lonjakan kedua, bukan gelombang kedua. Ini sangat mungkin terjadi kapanpun,” terang dia.

 

Baca Juga: Korea Selatan Laporkan Lonjakan Kasus COVID-19 dalam 50 Hari Terakhir

2. WHO peringatkan soal relaksasi kebijakan pembatasan fisik

Bukan Gelombang Kedua, WHO Peringatkan Ancaman Lonjakan Kedua COVID-19Pimpinan Teknis COVID-19, Maria Van Kekhove (Twitter/@WHO)

Pemimpin Teknis COVID-19, Maria Van Kekhove, memaparkan bila lonjakan kedua terjadi ketika negara lengah dengan kurva yang terus menurun. Sebagai informasi, beberapa negara saat ini sudah tidak lagi memberlakukan lockdown atau karantina wilayah. Bila kondisi new normal tidak diberlakukan sesuai prosedur yang dianjurkan, maka sangat mungkin lonjakan kedua akan terjadi. 

“Ketika kamu merasa puas diri (karena menurunkan kurva virusnya), kamu tiba-tiba akan dikejutkan oleh virus ini. Jika virus ini diberi kesempatan, dia akan mengambil segala keuntungan yang ada untuk lahir kembali, untuk menyebarkan kembali,” tambah Maria.

3. Memperkuat infrastruktur kesehatan

Bukan Gelombang Kedua, WHO Peringatkan Ancaman Lonjakan Kedua COVID-19Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Untuk mencegah terjadinya lonjakan kedua, Ryan beraharap seluruh negara semakin memperkuat infrastruktur kesehatannya. Selain itu, aktivitas penelusuran dan prosedur-prosedur kesehatan di masa kenormalan baru juga harus diterapkan.

Kemudian, Maria menambahkan, dia berharap seluruh negara tidak menyerah dalam menghadapi pandemik ini.

“Kita ingin ini segera berakhir, tapi ini adalah perjalanan panjang, kita baru saja memulai ini semua, kita harus melanjutkan dengan tetap kuat,” ujar dia.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Penting! 25 Hal tentang Virus Corona di Indonesia

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya