Helikopter Militer yang Angkut Diplomat Asing Jatuh di Myanmar
Atase pertahanan Indonesia selamat dan tidak terluka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sebuah helikopter militer yang tengah mengangkut para pejabat asing dari beberapa kedutaan mengalami kecelakaan pada Jumat (6/3) di sebuah desa di negara bagian Shan. Tercatat ada empat helikopter militer yang mengangkut media, diplomat, termasuk atase pertahanan asal Indonesia dan pejabat berwenang pada Jumat kemarin. Namun, hanya satu helikopter yang jatuh.
Menurut laporan dari koran Myanmar Times kemarin, akibat kecelakaan itu melukai satu diplomat dan tiga kru. Helikopter berangkat dari Desa Kaungkha di negara bagian Shan ketika tiba-tiba mengalami kesalahan mekanik dan harus membuat pendaratan darurat.
"Saya dapat mengonfirmasi seorang atase militer dari Thailand mengalami luka di bagian tangannya," kata Kepala Staf Myanmar Times, Ei Ei Toe Lwin.
Rombongan pejabat asing yang menumpang helikopter semula ingin menghadiri jumpa pers di Desa Kaungkha. Otoritas berwenang Myanmar ingin menunjukkan hasil tangkapan besar narkoba yang diungkap pada pekan ini.
Lalu, bagaimana kondisi atase pertahanan di KBRI Yangon yang ikut menumpang satu dari empat helikopter itu?
Baca Juga: Mengerikan! Ini 10 Narkoba Paling Berbahaya dan Mematikan di Dunia
1. Atase pertahanan di KBRI Yangon selamat dan tidak terluka
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Judha Nugraha memastikan atase pertahanan KBRI Yangoon memang ikut menumpang satu dari empat helikopter itu. Namun, ia menyampaikan atase pertahanan RI tidak mengalami luka.
"Bapak atase pertahanan KBRI Yangon berada dalam helikopter tersebut. Alhamdulilah Beliau selamat. Seluruh penumpang dan pilot juga selamat, walau beberapa di antaranya mengalami luka ringan," ungkap Judha melalui keterangan tertulis pada Sabtu (7/3).
Ia menjelaskan atase pertahanan RI ikut berada di dalam helikopter menuju ke Shan State (yang berlokasi dengan perbatasan Tiongkok, sekitar 1.014 kilometer dari Yangon) dalam rangka untuk mengikuti rilis pengungkapan fasilitas pabrik yang memproduksi narkoba di Myanmar.
Baca Juga: [WANSUS] Dibully Eks Narkoba, Ini Respons Mantan Bupati Ogan Ilir