TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jerman: Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Diracun dengan Zat Novichok

Rusia bantah telah meracuni Alexei Navalny

Oposisi Rusia, Alexei Navalny (Kantor berita Anadolu)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Jerman memastikan figur oposisi yang gencar mengkritik Presiden Vladimir Putin, Alexei Navalny coba dibunuh dengan cara diracun. Zat berbahaya yang ditemukan di tubuh Navalny adalah novichok. 

Kanselir Jerman, Angela Merkel menjelaskan kesimpulan itu diambil usai dilakukan sejumlah tes di laboratorium militer di Berlin. Proses itu bisa dilakukan lantaran perawatan Navalny dipindah dari Siberia ke Berlin, Jerman. Menurut Merkel, kini muncul pertanyaan serius di benak publik yang harus dijawab oleh Rusia. 

"Seseorang mencoba untuk membungkam (Navalny) dan atas nama Pemerintah Jerman saya mengutuk keras tindakan itu," ungkap Merkel dan dilansir dari stasiun berita BBC, Kamis (3/9/2020). 

Dugaan bahwa ia sudah disampaikan oleh tim Navalny. Hal itu lantaran ia tiba-tiba tak sadarkan diri dalam penerbangan dari Tomsk, Siberia menuju ke Moskow pada 20 Agustus 2020 lalu. 

Apa komentar Rusia atas hasil tes yang dilakukan oleh Berlin? Bagaimana kondisi Navalny saat ini?

Baca Juga: Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Kritis, Diduga Diracun

1. Pemerintah Rusia tantang Jerman untuk menunjukkan bukti bahwa Alexei Navalny nyaris tewas akibat diracun

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova (www.twitter.com/@emb_rus)

Sejak awal tim Navalny telah menduga kuat ia diracun atas perintah dari Kremlin. Caranya, racun dimasukan ke dalam minuman saat ia berada di Bandara Tomsk, Siberia. Tetapi, tuduhan itu dibantah dengan tegas oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

Bahkan, Rusia menantang Jerman untuk menunjukkan bukti bahwa Navalny diracun dengan zat novichok. "Di mana fakta-faktanya? Di mana formulanya, paling tidak informasi untuk menguatkan tuduhan itu," ungkap Zakharova. 

Tetapi, menurut jurnalis BBC yang bertugas di Moskow, Sarah Rainsford, bantahan Rusia sudah bisa diprediksi. Bahkan, dari pernyataan Pemerintah Rusia, mereka seolah mengindikasikan Navalny malah diracun di Jerman. Sebab, saat masih dirawat di Siberia, tidak ditemukan zat beracun apa pun. 

Sementara, Merkel mengaku telah menginformasikan temuan mereka kepada para mitranya di kelompok NATO dan Uni Eropa. Kedua organisasi itu tidak diikuti oleh Rusia. Diprediksi baik NATO dan Uni Eropa akan memberikan respons usai mendengar bantahan dari pihak Rusia. 

2. Dokter Rusia yang merawat Alexei Navalny di Siberia mengaku tak menemukan zat racun apa pun

Ilustrasi rumah sakit (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, berbeda dengan keterangan dari pihak Jerman, dokter Rusia yang sempat merawat Alexei Navalny mengaku tak menemukan zat beracun apa pun. Kepala rumah sakit di daerah Omsk, Siberia, Alexander Murakhovsky, justru zat kimia ditemukan di kuku dan pakaian pria berusia 44 tahun itu.

Alih-alih diracun, dokter Murakhovsky malah mendiagnosis Navalny mengalami penyakit metabolisme sehingga mengakibatkan kadar gula di darahnya terlampau rendah. 

Istri Navalny, Yulia, tidak percaya diagnosa dari dokter di Siberia. Ia meminta agar suaminya dirawat di Jerman supaya kondisinya bisa pulih. Tetapi, permintaan itu sempat tidak disetujui oleh pihak rumah sakit. 

Baca Juga: Oposisi Rusia Alexei Navalny Tiba di Jerman untuk Jalani Pengobatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya