PM Selandia Baru Ditolak Masuk Kafe karena Kebijakan Jaga Jarak
PM Ardern tidak memperoleh perlakuan istimewa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern merasakan sendiri kebijakan jaga jarak yang ia terapkan agar wabah COVID-19 tidak kembali naik di negaranya usai melonggarkan aturan. Pada (16/5) lalu ketika berkunjung ke sebuah kafe terkenal di ibu kota Wellington bersama pasangannya, keduanya ditolak oleh pemilik tempat tersebut. Alasannya, kafe itu sudah penuh karena menerapkan kebijakan jaga jarak.
Hal itu diketahui dari cuitan seorang warganet bernama Joey. Melalui akunnya @reinvention, ia mengatakan pemilik kafe sudah menjelaskan kepada Ardern mengapa ia ditolak masuk.
Kapasitas di dalam kafe hanya sanggup menampung 100 orang usai masing-masing meja diberi jarak sekitar satu meter. Cuitan Joey itu kemudian menjadi viral dan bahkan direspons oleh pasangan Ardern, Clarke Gayford.
"Saya harus bertanggung jawab untuk ini. Saya tidak mempersiapkan (sebelum ke kafe) dan memesan tempat di mana pun," cuit Gayford di media sosial pada (16/5) lalu.
Tetapi, ia menjelaskan, bahwa pemilik kafe sempat mengejar keduanya ketika melihat ada tempat duduk yang kosong.
Memang apa saja kebijakan yang diterapkan oleh Selandia Baru sehingga negara kiwi itu menuai pujian dari dunia internasional lantaran sukses mengendalikan penyakit COVID-19?
Baca Juga: Pria Selandia Baru yang Positif Kena Virus Corona Sempat Nonton Konser
1. Selandia Baru menerapkan kebijakan lockdown yang sama seperti di Eropa sejak Maret
Laman Euronews pada (27/4) lalu melaporkan Selandia Baru sudah mulai melonggarkan aturan pembatasan pergerakan manusia sejak akhir bulan lalu. Kebijakan itu tetap ditempuh kendati masih ditemukan lima kasus positif COVID-19.
Tetapi, otoritas kesehatan di Selandia Baru mengaku tidak terlalu khawatir karena lima kasus itu sudah diketahui dari klaster mana. Sementara, saat itu, hanya tersisa tujuh pasien COVID-19 yang masih dirawat.
Selandia Baru hanya mencatat 19 kematian dan 1.469 kasus positif COVID-19. Menurut PM Ardern, angka kasus COVID-19 di Selandia Baru bisa lebih tinggi dari angka tersebut bila tidak diberlakukan karantina wilayah tingkat empat. Praktik karantina wilayah di Selandia Baru sama seperti kebijakan di Eropa, antara lain tempat-tempat esensial seperti supermarket tetap buka. Sementara, gedung perkantoran semuanya tutup.
Warga tetap dibolehkan keluar rumah dan berolahraga, tetapi hanya seorang diri.
"Kami telah melakukan apa yang telah dilakukan oleh sejumlah negara lebih dulu. Kami berhasil menghentikan gelombang kerusakan," kata Ardern ketika memberikan keterangan pers ketika ia mengumumkan akan melonggarkan aturan di Selandia Baru.
Editor’s picks
Ketika penurunan kasus sudah mulai terlihat, Pemerintah Selandia Baru langsung menurunkan tingkat karantina wilayah. Warga akhirnya dibolehkan mengunjungi keluarga terdekat di luar rumah. Beberapa sekolah pun mulai dibuka.
Baca Juga: Liburan Murah Selandia Baru, 7 Tempat Wisata Gratis di Wellington